 |
| Foto:Istemewa |
PELALAWAN - Menyikapi pencemaran limbah Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) April Group di kanal outlet area instalasi pengelolaan limbah (IPAL), Ketua Komisi Dua Dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) Kabupaten Pelalawan Habibi Hapri, SH mengatakan akan segera melakukan sidak.
Ia menjelaskan melalui WhatsApp pribadinya, bahwa keterlambatan sikap yang diambil pada komisi 2 dikarenakan ia selaku ketua komisi masih dalam cuti kerja. Untuk itu ia berjanji akan segera lakukan pembahasan dikomisi dua pasca cuti selesai.
"Saya masih cuti, besok kita bahas di rapat komisi," jelasnya, Senin (19/3)
Diwaktu berbeda, Baharudin, SH saat ditanyakan jadwal sidak dikomisinya ia menjelaskan, bahwa jadwal itu sudah diagendakan.
"Kita agendakan itu, masih kita bahas dengan teman-teman," kata Bahar pada Minggu (18/03/2018) lalu.
Masih hangat diingatan publik terkait ditemukannya banyaknya ikan yang mati di Desa Sering di kanal outlet area IPAL RAPP bagian dari APRIL Group. Warga Sering menduga, matinya ikan-ikan tersebut diduga karena limbah RAPP yang mengalir ke sungai.
RAPP melalui Humas, Budi mengatakan, terkait meluapnya limbah perusahaan ditempat ia bekerja disebabkan karena terjadinya konseleting Panel listrik di RPE RAPP yang meledak.
Terhentinya aktifitas di pabrik tentu saja juga menghentikan proses di instalasi pengolahan air limbah (IPAL), sehingga air yang biasanya mengalir ke kanal outlet juga terhenti, hal ini berakibat pada penurunan debit air di kanal outlet tersebut.
Penurunan debit atau volume air tersebut, mengakibatkan berkurangnya kandungan oksigen pada kanal outlet yang berpengaruh terhadap biota ikan di kanal tersebut.
PT RAPP memiliki komitmen yg kuat dalam melakukan pemantauan dan pengawasan sistem pengolahan limbah secara berkala. Pengawasan ekstra terus dilakukan di kanal outlet, guna memastikan kualitas air masih berada dalam batas baku mutu yang ditetapkan pemerintah. Perusahaan juga melakukan koordinasi intensif dengan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Pelalawan, terkait hal ini.
Diharapkan dinas lingkungan hidup (DLH) Pelalawan lakukan pengujian terhadap limbah yang diduga mengandung bahan berbahaya beracun (B3). (rdk/Rf)
