ROKAN HILIR - Munculnga pemberitaan di salah satu media online yang menyebutkan adanya dugaan indikasi permainan dan pengaturan sejumlah paket proyek Penunjukan Langsung (PL) yang di sebut konon ceritanya Viral diwarung kopi dimana jika ingin mendapatkan Proyek PL harus punya uang muka sebesar Rp300 juta baru dapat 5 Proyek PL disetiap instansi pemerintah Kabupaten Rokan Hilir di bantah langsung oleh M Hotib adik kandung dari Bupati Rohil.
Hotib menegaskan bahwa berita itu murni fitnah dan hanya cerita fiktif yang di buat-buat untuk mencoreng nama baik Bupati dan dirinya secara pribadi. "Saya tegaskan apa yang di sampaikan di berita itu tidaklah benar. Itu fitnah dan saya bantah isu yang menurut saya sengaja dibuat-buat untuk menjatuhkan nama baik Bupati dan saya pribadi ini," tegas M Hotib ketika dihubungi Kamis malam (23/11/2023).
Bakal calon anggota Legislatif yang maju pada Pileg 2024 tingkat Kabupaten Rohil dari partai Golkar untuk Dapil I ini juga meminta dengan tegas agar media yang menayangkan berita tersebut mempertanggung jawabkan apa yang telah di buatnya agar tidak menjadi tanggapan buruk ditengah-tengah masyarakat. "Jangan sampai gara-gara berita ini masyarakat memandang buruk terhadap Bupati dan saya karena menganggap bahwa berita itu benar padahal itu sesungguhnya adalah berita bohong," ungkap Hotib.
Bahkan Ketua Pemuda Banjar 12, Kecamatan Tanah Putih, Sahriyal di mana pada pemberitaan itu namanya hanya inisial SR saja ketika dihubungi via WhatsApp menegaskan bahwa ia tidak ada berbicara seperti yang di sampaikan di berita tersebut. "Saya tidak ada memangil wartawan, apa lagi bercerita seperti keterangan di beritakan itu. Saya menuntut keras atas cerita yang di buat-buat ini, karena saya ditegur dan saya malu dengan petinggi-petinggi dan bang Hotib akibat munculnya berita bohong ini," tegasnya.
Untuk menutupi rasa malu itu dirinya mengaku telah meminta Nara sumber yang menyampaikan informasi ini mempertanggung jawaban apa yang telah ia sampaikan kepada media yang menaikan berita ini. "Menurut saya pemilik media tidak bisa juga di persalahkan karena dia hanya menerima informasi, yang salah itu adalah yang menyampaikan informasi dimana Setelah saya mencari tau ternyata dia satu kampung dengan saya," akunya.
Sahriyal mengaku bahwa keluarganya sangat geram dan marah terhadap ulah narasumber yang menyampaikan informasi itu. "Namun orang itu sudah datang dan bermohon-mohon sujud di kaki saya meminta untuk tidak mempermasalahkan soal berita itu. Karena satu kampung sudahlah saya tak mau sebutkan siapa dia, biarlah karena tuhan kan tau siapa dia," paparnya.
Namun, yang pasti imbuhnya Sahriyal, dirinya telah meminta dengan yang bersangkutan untuk mempertanggung jawabkan apa yang telah ia sampaikan sehingga kebohongan yang tidak sesuai dengan fakta ini muncul dalam sebuah berita online. Terkait soal membayar Rp300 juta untuk mendapatkan 5 PL seperti yang disampaikan di berita tersebut, itu akunya tidaklah benar.
"Saya tidak ada bercerita sedemikian, tidak ada saya mengatakan seperti di berita itu. Itu semua bohong bukan dari saya melainkan ceritanya sendiri dibuat-buat (Saduran red) sehingga membuat saya malu dan hal ini jelas merusak hubungan saya dengan Bupati maupun bang Hotib. Akan tetapi, berita itu kini sudah di hapus dan tidak bisa di buka lagi linknya," (Erik)
