Salah satunya berupa pembangunan Sanitasi dan Spam yang dilaksanakan oleh Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman (Perkim) Rohil. Untuk Sanitasi terdiri dari pembangunan Tangki Septik Individual Perdesaan minimal 50 KK di bangun di 21 Desa atau Kepenghuluan. Kemudian pembangunan tangki septik skala komunal 5-10 KK di 13 Desa atau Kepenghuluan dan pembangunan Ipal Skala Permukiman Kombinasi MCK minimal 25 KK yang tersebar di 7 Desa atau Kepenghuluan. Sedangkan Spam di bangun di 20 Desa atau Kepenghuluan.
Selain itu, Dinas lainya seperti Kesehatan dan Pemberdayaan Perempuan, Keluarga Berencana, Pengendalian Penduduk dan Perlindungan anak (P2KBP3A) juga turut gencar melakukan sosialisasi ke berbagai daerah termasuk beberapa pihak Puskesmas yang di nilai rawan munculnya kasus ini, seperti Puskesmas yang berada di wilayah pesisir.
Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Rohil, Ny Sanimar Afrizal SPd pada kegiatan Pembekalan dan Pemantapan Pencegahan Stunting di jajaran pengurus organisasi fungsional yang dipimpinnya belum lama ini menyampaikan bahwa berdasarkan laporan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan, bahwa stunting adalah gangguan tumbuh kembang anak yang disebabkan kekurangan asupan gizi, terserang infeksi, maupun stimulasi yang tak memadai.
Dikarenakan suatu kondisi tertentu dapat mempengaruhi tumbuh kembangnya anak sebagai generasi penerus, maka perlu dicegah dengan menciptakan kondisi yang ideal agar tumbuh kembangnya anak dapat berjalan dengan lebih baik dan sesuai dengan usianya. Sehingga anak akan tumbuh dan berkembang menjadi anak yang dapat menjadi investasi masa depan atau generasi yang cerdas dan bernas.
Mengingat perlunya upaya pencegahan terhadap kasus Stunting ini, cara yang harus dilakukan ialah;
1. Memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil.
Sebab tindakan yang relatif ampuh dilakukan untuk mencegah Stunting pada anak adalah dengan selalu memenuhi gizi sejak masa kehamilan. 2. Beri ASI Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan. ASI berpotensi mengurangi peluang stunting pada anak berkat kandungan gizi mikro dan makro. Oleh karena itu, bagi para ibu disarankan untuk tetap memberikan ASI Eksklusif selama enam bulan kepada sang buah hati.
Protein whey dan kolostrum yang terdapat pada susu ibu pun dinilai mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi yang terbilang rentan. 3. Dampingi ASI Eksklusif dengan MPASI sehat. Ketika bayi menginjak usia 6 bulan ke atas, maka ibu sudah bisa memberikan makanan pendamping atau MPASI. Dalam hal ini pastikan makanan-makanan yang dipilih bisa memenuhi gizi mikro dan makro yang sebelumnya selalu berasal dari ASI untuk mencegah stunting.
WHO pun merekomendasikan fortifikasi atau penambahan nutrisi ke dalam makanan. Di sisi lain, sebaiknya ibu berhati-hati saat akan menentukan produk tambahan tersebut dan di sarankan agar konsultasikan dulu dengan dokter. 4. Terus memantau tumbuh kembang anak. Orang tua perlu terus memantau tumbuh kembang anak mereka, terutama dari tinggi dan berat badan anak. Bawa si Kecil secara berkala ke Posyandu maupun klinik khusus anak. Dengan begitu, akan lebih mudah bagi ibu untuk mengetahui gejala awal gangguan dan penanganannya.
5.Selalu jaga kebersihan lingkungan.
Seperti yang diketahui, anak-anak sangat rentan akan serangan penyakit, terutama kalau lingkungan sekitar mereka kotor. Faktor ini pula yang secara tak langsung meningkatkan peluang stunting. Diare adalah faktor ketiga yang menyebabkan gangguan kesehatan tersebut.
*PKK Gencar Sosialisasi Stunting*
TP PKK Kabupaten Rohil menggencarkan sosialisasi pencegahan stunting, dan melakukan kunjungan rutin hingga ke pedesaan, sebagai upaya untuk menurunkan angka kasus stunting ini.
Hal tersebut diungkapkan Sanimar saat ke beberapa tempat Posyandu beberapa waktu lalu dalam acara penilaian lomba posyandu tingkat Kabupaten. Dikatakan Sanimar, salah satu cara paling cepat menuntaskan masalah stunting, yaitu melalui gotong royong dan melibatkan banyak pihak, termasuk semua kader PKK dan masyarakat.
"Kita semua turun ke masyarakat melakukan kampanye Stunting ini. Ayo kita kerja sama dengan sungguh-sungguh agar kasus stunting ini bisa tuntas di Rohil," ajak Sanimar. Selain itu, Sanimar menyampaikan keberadaan Posyandu harus bisa memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi ibu-ibu dan para balita serta meminta para kader Posyandu untuk bekerja dengan baik serta selalu ikhlas dalam melayani masyarakat.
Disamping itu, kata Sanimar Afrizal bahwa keberhasilan yang telah ada untuk dapat ditingkatkan serta melakukan inovasi dan terobosan dimasa Pandemi yang terjadi saat ini, termasuk inovasi dan terbosan dalam melahirkan produk yang dapat menjadi penghasilan tambahan dirumah tangga. *(Advetorial/DiskominfoRohil)*