ROKAN HILIR - Bila di tahun-tahun sebelumnya kelompok ternak yang ada di tiap-tiap Kecamatan di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) mendapatkan bantuan Hibah ternak Sapi dari Pemerintah melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Rohil sebanyak puluhan ekor, namun khusus tahun 2021 ini jumlah bantuan ternak Sapi yang diberikan oleh pihak DKPP justru mengalami penurunan yang sangat drastis, bahkan jumlah kelompok penerima juga turut mengalami penurunan. Bagaimana hal itu bisa terjadi dan apa penyebabnya, mari kita cari tahu.
Bantuan ternak Sapi bagi kelompok ternak yang ada di Kabupaten Rohil ini sudah dilaksanakan sejak Rohil berdiri. Bila di jumlahnya hingga dengan tahun 2020 lalu jumlahnya sudah tidak terhitung dan perkiraan mencapai ribuan ekor. Kepala DKPP Rohil, H Rusli Sarif S Sos kepada awak media onlain www.analisariau.com Jumaat (27/6/2021) di areal kebun buah kawasan Komplek Perkantoran Batu Enam di Bagansiapiapi menjelaskan penyebab kenapa tahun ini bantuan ternak sapi mengalami penurunan.
Sebelum menjelaskan penyebabnya, mantan Kepala Dinas Pendidikan ini menjelaskan lebih dulu terkait bantuan ternak sapi di tahun-tahun sebelumnya. "Pada tahun-tahun sebelumnya kita memberikan bantuan ternak sapi kepada kelompok ternak mulai dari 10 sampai dengan 20 ekor tiap tahunya dimana sebelum di bantu lebih dulu dilakukan seleksi karna yang mengajukan permohonan cukup banyak, artinya kelompok yang mendapatkan bantuan di tentukan dari hasil seleksi itu," terang Rusli Sarif.
Kelompok yang mendapatkan bantuan tiap tahunya ini tidak pernah sama. Sebab, bantuan ini di berikan bagi mereka yang belum punya ternak serta layak menerima bantuan dan jumlah kelompok yang di bantu hampir sama pertahunya yakni sebanyak 10 kelompok. "Kriteria yang kita bantu ini cuma dua saja, pertama peternak yang tergabung dalam sebuah kelompok dan yang kedua punya kandang sendiri," aku Rusli Sarif.
Terkait kenapa tahun ini jumlah bantuan Hibah ternak bagi kelompok mengalami penurunan, Rusli Sarif mengaku bahwa hal itu terjadi akibat minimnya anggaran. "Sekarang dana dikit jadi jumlah ternak yang di bantu kepada kelompok ternak terpaksa harus di perkecil menyesuaikan dengan kondisi anggaran. Untuk di ketahui tahun ini DKPP hanya bisa membantu sebanyak 7 ekor sapi saja, 5 sapi betina dan 2 sapi jantan dan jumlah kelompok penerima juga mengalami penurunan dari 10 menjadi 7 kelompok saja," terangnya.
Sebenarnya lanjut Rusli Sarif bisa saja di bagi untuk 10 kelompok akan tetapi jumlahnya tidak lagi bisa 7 ekor melainkan antara 4 atau 5 ekor saja. Tapi, jelas tidak mungkin karna satu kelompok jumlah anggotanya sebanyak 10 orang dan ini akan mempersulit proses pembagian oleh masing-masing anggota kelompok. "Kita bahkan menyarankan 7 kelompok penerima bantuan Hibah dari APBD Rohil ini membuat kesepakatan untuk mengurangi jumlah anngota kelompok dari 10 menjadi 7 orang saja menyesuaikan dengan jumlah ternak yang di bantu," papar Rusli Sarif.
Saran ini di sampaikan untuk mempermudah proses pembagian sapi bantuan agar tidak terjadi permasalahan. Jika jumlah anggota 7 saja maka per orangnya bisa mendapatkan masing-masing satu ekor. Terlepas dari itu semua, mantan Kabag Kepegawaian Setda Rohil ini mengaku dalam dua tahun terakhir kelompok ternak sudah bisa menjual yang tadinya sapi bantuan ini di datangkan dari Jambi dan Kampar.
"Selain kebutuhan lokal yang sudah mampu dipenuhi sebanyak 85 persen, kebutuhan luar juga sudah bisa dipenuhi walau hanya baru mampu memenuhi 15 persen saja. Orang dari luar Rohil bahkan sudah ada membeli sapi di Rohil khususnya saat lebaran Idul Adha," bebernya. Jumlah ternak sapi bantuan yang paling banyak dan berhasil di kembankan oleh para kelompok ternak di Rohil tersebar di Kecamatan dengan dataran tanah tinggi dan kering seperti Kecamatan Bagansinembah, Pujud, Tanah Putih Tanjung Melawan dan beberapa Kecamatan lainya.
Dari 18 Kecamatan yang ada hanya dua Kecamatan saja yang boleh di katakan gagal dalam upaya mengembangkan ternak sapi bantuan ini. Dua Kecamatan itu adalah Sinaboi dan Bangko. "Kegagalan itu di akibatkan oleh faktor alam yang kurang mendukung pertumbuhan ternak dimana kedua daerah ini sama-sama merupakan daerah rawa dan gambut serta seringnya terjadi banjir akibat tingginya curah hujan dan masuknya air pasang dari laut yang meluap hingga ke daratan," terangnya.
Ternak sapi di dua daerah ini mudah terjangkit penyakit kulit seperti kurap. Akibatnya sejak 3 tahun terakhir dua Kecamatan ini tidak lagi pernah di berikan bantuan ternak, tandasnya. (Erik)
