ROKAN HILIR — FORMASI Riau kritisi DPRD Rokan Hilir (Rohil) atas yang menimpa belasan pekerja PT Kencana Andalan Nusantara (KAN), dimana para buruh tersebut terpaksa tidur dan bermalam di teras Gedung DPRD Rohil dan terbiarkan, pada Selasa (12/01/2021) malam.
Direktur Formasi Riau, Dr. Muhammad Nurul Huda, SH. Nah., menilai DPRD Rohil minim nurani, 15 orang perwakilan karyawan dari lebih 60 karyawan PT KAN datang mengadu dan menginap di Gedung DPRD Kabupaten Rohil terkait soal upah lembur dan alat pelindung kerja, sayangnya tidak satupun Dewan Rohil menjumpai mereka.
"Miris, katanya perwakilan rakyat, Apa benar?," Kata Huda.
"Malam tadi (12/01/2021) mereka menginapnya, saya sudah bicara langsung lewat handphone dengan perwakilan mereka yang bernama Sulaiman," ungkap Dr. Huda kepada awak media, Rabu (13/01/2021).
Kemudian keterangan dari warga SI (30) kepada awak media, Rabu siang (13/01/2021) juga menyebutkan hal yang sama, "Ya ada banyak karyawan PT KAN menginap di Gedung DPRD Rohil dari tadi malam, hingga kini belum ada seorang pun anggota dewan menemui mereka," ungkapnya.
Diketahui, permasalahan antara Perusahaan dan Serikat Pekerja PT KAN ini bukan yang pertama kalinya terjadi, pada Selasa (06/10/2020) lalu hal serupa juga pernah terjadi kepada para buruh ini. Dimana sebelumnya mereka hanya ingin menyampaikan keluhan dan aspirasi atas nasib yang mereka alami terhadap sikap perusahaan PT KAN yang tidak membayarkan upah lembur di tahun 2014 serta menuntut agar perusahaan tempat mereka bekerja membayar penuh upah di tahun 2018 yang hanya diterima dibawah UMK. Tapi, wakil rakyat yang seharusnya menjadi tempat berlindung dan mengadu nasib malah tidak berada ditempat sehingga mereka harus rela tidur dilantai granit gedung megah DPRD Rohil yang berlokasi dipinggiran Sungai Rokan Komplek Perkantoran Batu Enam, Bagansiapiapi.
Kini pihak karyawan PT KAN menuntut hak mereka yang belum dipenuhi oleh perusahaan.
Ditempat terpisah, Sulaiman yang merupakan salah satu karyawan saat dikonfirmasi mengatakan, "Tuntutan kami, masalah pemutasian sepihak terhadap karyawan, tidak diterimanya serikat ke perusahaan, upah lembur yang dipotong, atau tidak dibayar penuh, serta alat pelindung diri," ungkap Sulaiman.
Sulaiman juga menambahkan, "Waktu kami masukkan surat ke Perusahaan, suratnya dipulangkan setelah kurang lebih 3 hari, setelah itu kami datang ke Perusahaan terkait masalah pemutasian, dimana rekan kami yang dimutasi tidak sesuai dengan isi jabatan yang dia terima, misalnya jabatannya di security tapi setelah berangkat mutasi malah tidak sesuai dengan isi surat mutasi itu, dan rekan-rekan mengeluhkan tentang upah lembur yang tidak sesuai dengan yang diterima serta alat pelindung diri seperti sepatu yang sudah tidak layak pakai," jelasnya.
Sulaiman juga menyampaikan bahwa dirinya dan para pekerja lainnya sudah berada di Gedung DPRD Rohil sejak malam tadi dan mereka tidur dilantai Gedung DPRD, dan berharap ada salah satu anggota dewan yang mau menemui mereka.
***(alx)
