ROKAN HILIR — Upaya menekan pembakaran lahan dan kawasan hutan (Karlahut) terus dilakukan oleh jajaran kepolisian Polsek Bangko, Polres Rokan Hilir (Rohil). Tak hanya mengawasi dan memantau di jalur darat saja, bahkan upaya ini juga dilakukan melalui jalur sungai walau harus mengunakan tranportasi seadanya yakni sampan Pompong guna melihat secara langsung hingga ke kawasan pinggiran pantai. Upaya serius ini bahkan dilakukan langsung oleh Kapolsek Bangko, Kompol Sasli Rais SH.
Dibantu beberapa orang warga, Kapolsek Bangko Senin (28/9/2020) lalu menyusuri sungai di Kepenghuluan Parit Aman, Kecamatan Bangko hingga kawasan hutan pingir pantai mengunakan sampan Pompong. Walau kondisi sungai sangat dangkal dan kerap membuat sampan Pompong yang digunakan sebagai sara tranportasi sering kandas dan sulit bergerak akibat gundukan tanah dan batang pohon kayu yang tumbuh dan hanyut pada alur aungai. Namun, polisi yang kerap mengunakan seragam lapangan dan sepatu boods ini tetap semangat walau sesekali harus mendorong sampan mengunakan galah untuk membuat sampan bisa bergerak sampai tujuan.
"Sekarang ini kan banyak orang membuka lahan dan hutan dengan cara mudah. Membakar, nah ini tentu tidak bisa kita biarkan karena dampaknya akan sangat buruk," kata Sasli Rais saat ditemui Rabu (30/9/2020) di Bagansiapiapi. Maka dari itu, perlu upaya persuasif memantau untuk menekan serta menindak hal sedemikian. Di katakan Sasli Rais, selaku pihak penegak hukum dirinya tidak ingin di wilayah tugasnya muncul titip api. Agar hal ini bisa di wujudkan tentu harus senantiasa turun lapangan.
"Tak hanya mensoaialisasikan kepada masyarakat agar tidak membersih ataupun membuka lahan dan hutan dengan membakar memantau langsung kondisi terkini di lapangan juga harus dilakukan. Setidaknya dengan demikian warga ada rasa takut karena merasa di awasi," terang Sasli Rais. Di terangkan Sasli Rais lagi, selain untuk memantau langsung kondisi lahan maupun kawasan hutan, penyusuran sungai mengunakan sampan Pompon ini juga sebagai upaya untuk mengetahui adanya kemungkinan jalur sungai menembus laut ini dimanfaatkan oleh oknum pengedar untuk memasukan barang terlarang dari berbagai daerah khususnya di wilayah hukum Polsek Bangko.
"Selain persoalan Karlahut, peredaran narkoba saat ini juga tidak bisa di anggap masalah enteng. Sebab, peredaran narkoba ini juga sangat besar dampak buruknya khusus bagi para generasi penerus bangsa," ungkapnya. Jadi lanjutnya, dengan menyusuri sungai ini di harapkan para pelaku tindak kejahatan peredaran narkoba berpikir dua kali untuk melakukan penyeludupan narkoba melalui jalur sungai atau bisa di sebut jalur tikus khususnya di wilayah hukum Polsek Bangko.
"Bagi pelaku baik bandar, pengedar bahkan kurir sekalipun apanlagi penyeludup tidak akan kita kasi ampun. Bila kedapatan akan kita tindak dan jebloskan ke penjara," tegas Sasli Rais.
***(Erik)
Editor : Ingatan