 |
| Kepala BPKAD Kabupaten Malang Willem Petrus Salamena usai diperiksa KPK/Foto:Ist |
MALANG - Tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan pemeriksaan secara maraton di Pemkab Malang. Hingga Sabtu (13/10/2018) sudah 23 lokasi digeledah dan sekitar 18 saksi diperiksa terkait dugaan suap dan gratifikasi Bupati Malang Rendra Kresna.
Di antara 18 saksi yang diperiksa itu adalah Kepala BPKAD Willem Petrus Salamena. Lalu ada Ubaidillah, swasta, Wahyudi (Kepala Seksi). Selain itu Choiriya, H. Moh. Zaini Ilyas, Hadaningsih, Hari Mulyanto (semuanya swasta) dan Ir Henry MB Tanjung (Kabag TU Sekda).
Kepala BPKAD Kabupaten Malang, Willem Petrus Salamena, mengakui bila sudah dua kali dimintai keterangan atas kasus korupsi dana alokasi khusus (DAK) Pendidikan 2011 yang menyeret nama Bupati Malang Rendra Kresna.
"Pemeriksaan ini yang kedua mas. Sebelumnya saya diperiksa di gedung merah putih KPK, 2016 lalu. Fokusnya seputar persoalan DAK pendidikan tahun 2011. Kami telah siapkan dokumen APBD Pemkab Malang mulai tahun 2010 sampai 2013," ungkapnya.
Diakui Willem bila yang mencairkan dana itu adalah dirinya. Meski begitu dia menegaskan jika proses pencairan itu dilakukan kalau persyaratannya lengkap.
“Masing-masing OPD (dulu SKPD atau Dinas) kan menghasilkan SPP. Lalu saya terbitkan SP2D. Kalau sudah lengkap ya saya bayar 100 persen. Untuk nilainya, saya gak hapal karena berkasnya ada di mobil. Staff saya suruh bawa berkas ke sini,” jelasnya.
Sementara itu, H. Zaini Ilyas, pemilik CV Sawunggaling selaku pemenang tender terkait DAK pengadaan peningkatan mutu pendidikan tahun 2011 mengatakan, jika dirinya sudah tiga kali diperiksa KPK.
“Saya kan pemilik CV-nya. Sementara Ali Murtopo direkturnya. Ini pemeriksaan ke tiga kali. Semua bukti sudah saya tunjukkan pada KPK,” ucapnya.
Setelah itu, lanjut Zaini, pihaknya telah putus kontak dengan Ali Murtopo pasca pencairan dana pemenang tender DAK tahun 2011. “Setelah pencairan itu saya tidak pernah ketemu Ali Murtopo,” tegasnya.
Akan tetapi, tambah Zaini, saat itu, pihaknya menerima cairan anggaran selaku pemenang tender senilai Rp.8 miliar lebih. Uang itu kemudian disetorkan ke Ali Murtopo melalui transfer rekening sebanyak empat kali pada tahun 2012.
"Empat kali sudah saya transfer ke Ali yakni pertama tiga miliar. Kedua tiga miliar lagi. Ketiga satu koma delapan miliar dan terakhir enam ratus juta,” katanya.
Dari seluruh pencairan tersebut, imbuh Zaini, dirinya hanya mendapatkan Rp 350 juta. “Saya Cuma disisai oleh Ali Murtopo tiga ratus lima puluh juta saja. Sejak transfer uang selama empat kali ke Ali, saya tak pernah bertemu lagi dengan dia,” pungkasnya.
Ali Murtopo (AM) adalah tersangka dalam kasus suap dan gratifikasi kasus DAK 2011. Selain Ali, KPK juga menetapkan Erick Armando Talla selaku rekanan proyek dan Bupati Malang, Rendra Kresna. (Sumber:SurabayaPost.id)
