DUMAI, (ANALISARIAU) - Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Dede Farhan Aulawi menggelar kunjungan kerja ke Polda Riau dan beberapa Polres serta Polsek di kawasan kerja polda riau.
Kunker yang digelar selama tiga hari dimulai dari tanggal 11-13 September tersebut digelar di lima Polres dan satu Polsek diantaranya, Polresta Pekanbaru, Polres Kampar, Pelalawan, Siak, Bengkalis, Dumai dan Polsek Mandau.
Tujuan dari sosialisasi Kompolnas agar seluruh anggota Polri memiliki persepsi dan pemahaman yang sama terkait Kompolnas sehingga bisa meningkatkan sinergitas dalam mewujudkan Polri yang profesional dan mandiri.
Dalam paparannya, Dede selalu mengingatkan agar setiap anggota Polri senantiasa meningkatkan profesionalisme. Selalu membaca aturan-aturan yang terkait dengan tugas dan tanggung jawab kerjanya.
"Up date pengetahuan dan keterampilan, karena pengetahuan terus berkembang dan boleh jadi ada aturan yang berubah," katanya.
Selain itu Dede juga meminta anggota Polri memberikan pelayanan pada masyarakat dengan tulus dan sepenuh hati. Pelayanan yang diberikan jangan semata-mata dianggap sebagai tuntutan pekerjaan, melainkan jalan sebuah pengabdian untuk bangsa dan negara.
Dijelaskannya, pelayanan yang baik adalah pelayanan yang dilakukan dengan tulus dan sepenuh hati. Apa yang diucapkan dan dilakukan setiap insan bhayangkara akan langsung dirasakan masyarakat. Ibarat pepatah, setiap pelayanan itu bisa dirasakan oleh yang menerimanya. Masyarakat bisa membedakan, mana pelayanan yang basa basi dan mana pelayanan yang tulus sepenuh hati.
"Kita lahir dan besar di tengah masyarakat. Polisi yang baik adalah polisi yang bisa merasakan setiap denyut nadi harapan masyarakat. Jika kahadiran kita di tengah masyarakat bisa menenteramkan dan dirindukan, artinya kinerja kita berhasil dan baik. Tapi jika kehadiran kita tidak dirindukan masyarakat, maka kita masih harus terus memperbaiki diri," jelasnya
Dede juga mengingatkan bahwa polisi masa depan adalah polisi yang mampu mengedepankan fungsi pencegahan (crime prevention). Memang sementara ini fungsi pencegahan dinilai "kurang seksi", tidak seperti fungsi penindakan dalam penegakan hukum.
Masyarakat seringkali melihat keberhasilan polisi pada saat berhasil menindak perkara pidana. Masyarakat jarang menghargai prestasi polisi saat lingkungannya aman tenteram tidak terjadi kejadiaan apa - apa.
"Padahal saat suatu lingkungan aman dan tenteram sesungguhnya ada pekerjaan polisi yang berhasil. Baik fungsi intelkam, bhabinkamtibmas, dan yang lainnya." pungkasnya. (red/rls)
Kunker yang digelar selama tiga hari dimulai dari tanggal 11-13 September tersebut digelar di lima Polres dan satu Polsek diantaranya, Polresta Pekanbaru, Polres Kampar, Pelalawan, Siak, Bengkalis, Dumai dan Polsek Mandau.
Tujuan dari sosialisasi Kompolnas agar seluruh anggota Polri memiliki persepsi dan pemahaman yang sama terkait Kompolnas sehingga bisa meningkatkan sinergitas dalam mewujudkan Polri yang profesional dan mandiri.
Dalam paparannya, Dede selalu mengingatkan agar setiap anggota Polri senantiasa meningkatkan profesionalisme. Selalu membaca aturan-aturan yang terkait dengan tugas dan tanggung jawab kerjanya.
"Up date pengetahuan dan keterampilan, karena pengetahuan terus berkembang dan boleh jadi ada aturan yang berubah," katanya.
Selain itu Dede juga meminta anggota Polri memberikan pelayanan pada masyarakat dengan tulus dan sepenuh hati. Pelayanan yang diberikan jangan semata-mata dianggap sebagai tuntutan pekerjaan, melainkan jalan sebuah pengabdian untuk bangsa dan negara.
Dijelaskannya, pelayanan yang baik adalah pelayanan yang dilakukan dengan tulus dan sepenuh hati. Apa yang diucapkan dan dilakukan setiap insan bhayangkara akan langsung dirasakan masyarakat. Ibarat pepatah, setiap pelayanan itu bisa dirasakan oleh yang menerimanya. Masyarakat bisa membedakan, mana pelayanan yang basa basi dan mana pelayanan yang tulus sepenuh hati.
"Kita lahir dan besar di tengah masyarakat. Polisi yang baik adalah polisi yang bisa merasakan setiap denyut nadi harapan masyarakat. Jika kahadiran kita di tengah masyarakat bisa menenteramkan dan dirindukan, artinya kinerja kita berhasil dan baik. Tapi jika kehadiran kita tidak dirindukan masyarakat, maka kita masih harus terus memperbaiki diri," jelasnya
Dede juga mengingatkan bahwa polisi masa depan adalah polisi yang mampu mengedepankan fungsi pencegahan (crime prevention). Memang sementara ini fungsi pencegahan dinilai "kurang seksi", tidak seperti fungsi penindakan dalam penegakan hukum.
Masyarakat seringkali melihat keberhasilan polisi pada saat berhasil menindak perkara pidana. Masyarakat jarang menghargai prestasi polisi saat lingkungannya aman tenteram tidak terjadi kejadiaan apa - apa.
"Padahal saat suatu lingkungan aman dan tenteram sesungguhnya ada pekerjaan polisi yang berhasil. Baik fungsi intelkam, bhabinkamtibmas, dan yang lainnya." pungkasnya. (red/rls)