AnalisaRiau.com – Ketika masa Arab Saudi dipimpin oleh Raja Ibnu Saud, pernah memberikan posisi yang penting kepada putra Indonesia yang berasal dari Ranah Minang Sumatera Barat.
Posisi tersebut adalah sebagai kepala Kepolisian Ibu Kota Arab Saudi, Riyadh, kalau di Indonesia jabatan ini sama dengan Kepala Polisi Daerah (Kapolda) Metro Jaya.
Mustafa Guguk, mungkin terdengar asing ditelinga, tapi ia lah putra Minang yang pernah menjadi “Kapolda” di Riyadh Arab Saudi. Pria yang berasal dari desa Guguk di Pinggiran Bukit Tinggi, Sumatera Barat.
Seperti kami kutip dari tribunnews.com yang menyadur dari akun Facebook Dr. Phil. Ichwan Azhari, Sejarawan dari Universitas Negeri Medan.
Buya Hamka dalam kisah perjalanan hajinya melaporkan pengangkatan itu disebabkan raja Saudi kagum pada ilmu “silat Padang” yang dimiliki Mustafa.
Hal ini disampaikan oleh Dr. Phil. Ichwan Azhari yang juga merupakan Kepala Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-ilmu Sosial dalam akun Facebooknya yang berjudul ‘Raja Saudi Pernah Angkat Orang Padang Jadi Kapolda di Riyadh.
Ichwan menulis seperti yang dikutip dari buku Buya Hamka, satu ketika ada penjahat masuk istana Sang Raja. Polisi istana tidak ada yang berani menangkapnya.
Lalu Mustafa yang bekerja juga sebagai salah satu polisi istana itu mengejar penjahat, bertarung menggunakan ilmu “silat Padang” dan menang.
Raja terpesona : “Tamanna” (mau minta apa?) kata sang Raja. “Kepala polisi” kata Mustafa.
Maka diangkatlah dia jadi kepala polisi berkat ilmu Silat Padang itu.
Benarkah ini? Penelusuran sejarah diperlukan untuk mengungkap kebenaran orang Padang pernah jadi Kapolda Riyadh berdasar kisah perjalanan haji Buya Hamka ini.
Buya Hamka ingin menjelaskan, masa itu ada 3.000 orang Indonesia menetap di Saudi Arabia dan orang Indonesia sangat disukai (termasuk oleh keluarga raja) sebagai pekerja yang rajin, tekun dan pintar.
Kisah perjalanan haji Hamka dapat dibaca dalam buku “Kenang kenangan Hidup”nya dan juga di buku “Mandi Cahaya di Tanah Suci”.
Kisah perjalanan haji Buya Hamka juga bisa dibaca dalam buku kumpulan tulisan yang dikumpulkan Henri Chambert Loir dan Suyadi et.al.(2013)
“Naik Haji di Masa Silam”. Berkat ilmu silat kita pernah dikagumi Raja Saudi, apakah kini kita masih punya ilmu silat yang lain? (tribunnews)