Ket foto: Tersangka menuju mobil tahanan saat hendak berangkat ke Pekanbaru, Senin (27/2/2017) siang.
AnalisaRiau.com, SELATPANJANG - Enam tersangka dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi terhadap peningkatan Jalan Tanjung Mayat pada 2012 lalu, akhirnya ditahan oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Kepulauan Meranti dan dititipkan ke Rumah Tahanan Negara (Rutan) Sialang Bungkuk, Pekanbaru.
Enam tersangka itu yakni, Harmunis (PPTK pengerjaan jalan yang kini menjadi Kabid Bina Marga), Muhammad Rusdi (rekanan yang mengerjakan pembangunan jalan tersebut), Dupli Julianto (kuasa pengguna anggaran (KPA) yang kini menjabat sebagai Kabid Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum), Indra Aganmar (bendahara), Wan Hermansyah (mantan Bendahara Umum Daerah (BUD) Meranti yang kini pindah ke Siak), dan Tengku Syafwan.
Senin (27/2/2017) siang, enam tersangka tersebut ditahan setelah menjalani pemeriksaan sekitar 2 (dua) jam yang sebelumnya juga dilakukan penyerahan tanggung jawab dari polisi ke Jaksa Penuntut Umum (JPU).
Dengan menggunakan rompi khusus tahanan, mereka digiring masuk kedalam mobil yang selanjutnya menuju pelabuhan menggunakan speed boat Naga Line pada pukul 13.00 WIB untuk diberangkatkan ke Pekanbaru dan dititipkan ke Rutan Sialang Bungkuk.
Tersangka yang mengenakan baju tahanan kejaksaan berwarna ping tersebut juga dikawal oleh lima orang petugas kejaksaan dan tiga anggota kepolisian. Mereka juga turut didampingi kuasa hukumnya.
Kasi Pidsus Kejari Kepulauan Meranti, Roy Modino SH kepada wartawan menjelaskan, ditetapkannya tersangka terhadap enam orang tersebut karena saat diproses pengerjaan proyek peningkatan Jalan Tanjung Mayat itu ditemui kesalahan dalam mengelola keuangan negara.
Dia menyebutkan, dalam berkas Surat Perintah Membayar (SPM) direalisasikan sebesar 100 persen dari pagu anggaran Rp1,8 miliar, padahal dalam progres pengerjaan hanya mencapai 80 persen. Dalam hal ini negara dirugikan senilai Rp300 juta.
"Iya mereka langsung dititipkan ke Rutan Sialang Bungkuk Pekanbaru hari ini. Terhadap kasus ini negara sudah dirugikan dengan perbuatan tersebut sebesar tiga ratusan juta rupiah. Para tersangka juga sudah mengembalikan kerugian sebesar Rp195 juta," ungkap Roy Modino.*** (bengkalisone)
AnalisaRiau.com, SELATPANJANG - Enam tersangka dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi terhadap peningkatan Jalan Tanjung Mayat pada 2012 lalu, akhirnya ditahan oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Kepulauan Meranti dan dititipkan ke Rumah Tahanan Negara (Rutan) Sialang Bungkuk, Pekanbaru.
Enam tersangka itu yakni, Harmunis (PPTK pengerjaan jalan yang kini menjadi Kabid Bina Marga), Muhammad Rusdi (rekanan yang mengerjakan pembangunan jalan tersebut), Dupli Julianto (kuasa pengguna anggaran (KPA) yang kini menjabat sebagai Kabid Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum), Indra Aganmar (bendahara), Wan Hermansyah (mantan Bendahara Umum Daerah (BUD) Meranti yang kini pindah ke Siak), dan Tengku Syafwan.
Senin (27/2/2017) siang, enam tersangka tersebut ditahan setelah menjalani pemeriksaan sekitar 2 (dua) jam yang sebelumnya juga dilakukan penyerahan tanggung jawab dari polisi ke Jaksa Penuntut Umum (JPU).
Dengan menggunakan rompi khusus tahanan, mereka digiring masuk kedalam mobil yang selanjutnya menuju pelabuhan menggunakan speed boat Naga Line pada pukul 13.00 WIB untuk diberangkatkan ke Pekanbaru dan dititipkan ke Rutan Sialang Bungkuk.
Tersangka yang mengenakan baju tahanan kejaksaan berwarna ping tersebut juga dikawal oleh lima orang petugas kejaksaan dan tiga anggota kepolisian. Mereka juga turut didampingi kuasa hukumnya.
Kasi Pidsus Kejari Kepulauan Meranti, Roy Modino SH kepada wartawan menjelaskan, ditetapkannya tersangka terhadap enam orang tersebut karena saat diproses pengerjaan proyek peningkatan Jalan Tanjung Mayat itu ditemui kesalahan dalam mengelola keuangan negara.
Dia menyebutkan, dalam berkas Surat Perintah Membayar (SPM) direalisasikan sebesar 100 persen dari pagu anggaran Rp1,8 miliar, padahal dalam progres pengerjaan hanya mencapai 80 persen. Dalam hal ini negara dirugikan senilai Rp300 juta.
"Iya mereka langsung dititipkan ke Rutan Sialang Bungkuk Pekanbaru hari ini. Terhadap kasus ini negara sudah dirugikan dengan perbuatan tersebut sebesar tiga ratusan juta rupiah. Para tersangka juga sudah mengembalikan kerugian sebesar Rp195 juta," ungkap Roy Modino.*** (bengkalisone)