ROKAN HILIR - Belakangan ini Pemkab Rohil di bawak kepemimpinan Afrizal Sintong SIP gencar melaksanakan kegiatan olahraga khususnya turnamen Sepak bola, tak hanya bagi kalangan remaja bahkan olahraga paling populer di dunia ini juga digelar bagi mereka yang usianya tidak lagi cocok berada di lapangan hijau. Hal ini tak lain untuk membangkitkan semangat serta gairah para mantan pemain yang dulunya pernah eksis dimasanya.
Akan tetapi, di balik semangat dan keseriusan tersebut jika dilihat dan diamati dari beberapa turnamen yang di gelar di Lapangan KONI Bagansiapiapi, seakan tidak adanya campur tangan yang barengi dukungan oleh pihak Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Rohil. Akibatnya isu miring yang bermunculan pun tak bisa dibendung memasuki rongga telinga yang kosong.
Sebagai contoh turnamen sepakbola legenda U 38 yang diikuti 12 club yang belum lama ini selesai digelar. Masing-masing club yang mengikuti turnamen ini mendapatkan dana pembinaan yang cukup lumayan yakni Rp.10 juta. Selain itu, kepada para pemenang di berikan pula piagam penghargaan dan piala serta uang tunai.
Untuk juara I dihadiahi sebesar Rp.7 juta, Rp.5 juta untuk juara II dan Rp.3 juta untuk juara III. Tak hanya itu, penghargaan juga diberikan kepada pemain terbaik yang jatuh kepada Yudi asal klub IKM Palika, pemain tertua Zulham (63), Manager tim terbaik Amri Jambak hingga komentator terbaik juga dapat hadiah berupa uang tunai sebesar Rp500 ribu.
Namun, semua dana yang telah di bagikan tersebut bukanya berasal dari KONI melainkan dari Anggaran Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga (Disparpora) Rohil. Berdasarkan informasi yang beredar sebelum penyerahan hadian, piagam penghargaan, piala dan dana pembinaan ini di serahkan, bupati telah mengintruksikan agar pihak KONI mengeluarkan dana. Akan tetapi, realisasinya hingga saat penyerahan dananya justru berasal dari Disparpora.
Muncul pertanyaan mengapa dana itu tidak berasal dari anggaran KONI dan kenapa justru Disparpora menekelnya. Perlu untuk diingatkan bahwa dana yang ada di kas KONI itu kesemuanya dianggarkan oleh Bupati setiap tahunya dan untuk anggaran tahun 2022 ini organisasi KONI mendapatkan porsi anggaran yang tidak sedikit yakni sebesar Rp. 5 milyar.
Dimana dari jumlah tersebut Rp.3 milyarnya di peruntukan bagi biaya perbaikan termasuk biaya lainya untuk Lapangan KONI dan Rp.2 milyarnya untuk segala bentuk biaya KONI termasuk biaya pembinaan dan lainya, bahkan hal itu juga sempat di paparkan bupati saat penyerahan dana pembinaan bagi club legendari U 38 yang dilakukan di Mess Pemda Rohil di Jalan Perwira, Bagansiapiapi beberapa saat lalu tersebut.
Seharusnya biaya yang di keluarga untuk dana pembinaan, hadian dan lainya yang di berikan untuk club' dan pemenang turnamen sepakbola Legendaris itu sepenuhnya di keluarga dari KONI dan bukanya dari Disparpora.
Tak sampai disitu, berdasarkan informasi yang dirangkum dilapangan, Tim sepak bola santri, Al-Majidiyah FC di bawah pembinaan Kodim 0321/Rohil yang telah berhasil menyabet juara 1 Liga Santri Piala KASAD Tahun 2022 yang diselenggarakan di GOR Kaharuddin Nasution Rumbai, Kota Pekanbaru Minggu 14 Agustus 2022 lalu juga tidak mendapatkan suntikan dana dari pihak KONI.
Padahal jelas-jelas Tim sepak bola Santri Al-Majidiyah FC ini telah mengangkat nama baik daerah berjuluk "Negri Seribu Kubah" ini ditingkat Provinsi dan kemungkinan akan naik ke tingkat nasional nantinya.
Al-Majidiyah FC asal Rohil ini resmi menjadi perwakilan Provinsi Riau di pertandingan liga santri tingkat nasional yang akan berlangsung di Stadion Madya, Jakarta, 22 Oktober 2022 mendatang bertepatan dengan Hari Santri Nasional setelah sebelumnya berhasil mengalahkan 10 club' asal Kabupaten/ kota di Provinsi Riau tanpa kalah sekalipun.
Guna mengetahui kebenaran akan informasi tersebut, awak media analisariau.com langsung menemui Sekretaris Umum (Sekum) KONI Rohil, M Suhadi S.PI dan langsung menanyakan terkait dua isu di atas Selasa (11/10/2022) di Bagansiapiapi. Untuk informasi terkait permintaan bupati agar pihak KONI mengeluarkan anggaran untuk dana pembinaan, hadian bagi pemenang dan lainya dari turnamen sepak bola legendaris U 38 diakuinya itu memang benar ada.
"Kalau soal isu apakah benar bupati ada meminta pihak KONI mengeluarkan anggaran untuk biaya pembinaan bagi 12 club yang ikut pada turnamen sepak bola legendaris U 38 benar itu ada. Akan tetapi, permintaan itu tidak berasal langsung dari bupati melainkan melalui OPD yakni Disparpora," akunya. Sementara terkait kenapa dana itu justru bersumber dari Disparpora dan bukanya dari KONI, Suhadi menerangkan bahwa pihak KONI saat ini sedang memproses pencairan dana itu.
"Namanya dana tentu ada proses dan waktu bila harus di cairkan. Sebab, harus jelas pertanggung jawabannya. Namun yang pasti untuk saat ini untuk dana itu sedang dalam proses. Kalau mau tau kenapa Disparpora yang mengeluarkan dana silahkan tanya langsung sama mereka," sebutnya.
Sedangkan terkait dengan liga santri Suhadi mengaku bahwa Ketua Umum (Ketum) KONI Rohil, Jhony Charles sangat mendukung penuh dan bahkan telah memberikan support. "Bung Jhony sangat mendukung liga santri ini dan bahkan beliau telah menyumbang dana pribadinya sebesar Rp5 juta kepala club Al-Majidiyah FC tersebut," terangnya.
Ketika disingung kenapa Ketum KONI Rohil tersebut menyumbang dana secara pribadi dan bukanya dari anggaran KONI, Suhadi memberikan penjelasan bahwa sanya liga santri tersebut bukanlah ranahnya pihak KONI melainkan pihak Kodim 0321/Rohil, mengingat kegiatan ini digelar oleh kesatuan TNI.
"Samalah halnya dengan Popda, itukan pesertanya para pelajar dan yang mengelar kegiatannya pihak Dinas Pendidikan. Kita di KONI itu ada aturannya gak semua kegiatan olahraga musti kita bantu ada juga yang tidak boleh dan itu memang sudah aturannya dan salah satunya seperti liga santri ini, makanya kita tidak ada membantu dana,," ungkap Suhadi.
Terlepas dari hal itu, apa sebenarnya tugas serta fungsi KONI. Berdasarkan aturannya, KONI mempunyai 7 tugas, dimana salah satu diantaranya adalah membantu pemerintah daerah dalam membuat kebijakan dalam bidang pengelolaan, pembinaan, dan pengembangan olahraga prestasi pada tingkat daerah maupun nasional. Sementara untuk fungsi salah satunya meningkatkan kualitas manusia dan membina serta memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa melalui pembinaan olahraga secara nasional. (Erik)
