AnalisaRiau.com. Dumai – Makam dan situs bersejarah yang ada di kota Dumai tidak pernah diperhatikan Pemugarannya Oleh pemerintah kota dumai khusus nya Dinas Pariwisata, seperti pengembangan Sejarah Syech Umar.
Banyak yang bisa diambil kisah sejarah Syech Umar kalau saja pemerintah Dumai mau mengangkat cerita tentang Syech Umar dan situs Batu Beranak yang berada dijalan Syech Umar.
Dari keterangan cucu Syeh Umar Aminah tentang Syech Umar kepada media SuaraTrust.com minggu sore (01/01) dirumah pribadinya tepat belakang Makam Syech Umar menceritakan bahwasanya Syech Umar lahir tahun 1869 dan wafat tahun 1960, beliau adalah Tuan Guru pengajiaan Sulup diwaktu zaman itu banyak yang belajar agama kepadanya .
“mengenai cerita situs batu beranak, sewaktu syech Umar berangkat ke Langkat Sumatra Utara menjumpai Tuan Guru nya Syech Umar diarahkan untuk ziarah kemakam tuan guru yang terdahulu, setelah pulang syech umar mendapatkan sebuah batu warna kecoklatan, kemudian Syech Umar cerita tentang batu yang didapatnya kepada gurunya, kemudian gurunya mengatakan batu itu untuk kamu dan itu batu betina nanti jika engkau pulang kedumai akan mendapat batu jantan, ketika syech umar pulang kedumai pakai perahu singgah ke bagan siapi-api syech umar dapat batu yang hampir sama tapi batu jantan kemudian dibawanya pulang kerumah.
“Kemudian Batu dibungkus dengan kain, ketika malam hari batu itu bunyi beradu menimbulkan suara, kemudian syech umar melihat dalam bungkusan kain ada serpihan batu kemudian Syech Umar langsung menempatkan dalam tempayan, beberapa hari ditengoknya serpihan tadi menjadi batu sebesar sebutir beras, sampai sekarang batu itu diletakan sebelah makam Syech Umar,” ujar cerita cucu Syech Umar Aminah
(suaratrust)