ROKAN HILIR - Pasca terjadinya kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar sejak sebulan terakhir sangat di rasakan oleh para nelayan di pesisir pantai Kabupaten Rokan Hilir (Rohil). Bahkan, akibat kelangkaan Solar tersebut banyak dari nelayan yang tak bisa melaut. Menyikapi kondisi tersebut Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Rohil, Jonnaidi meminta kepada Direktur Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), agar dapat membantu mengatasi persoalan tersebut.
"Semenjak sebulan terakhir, banyak dari nelayan kita yang tersebar di beberapa daerah khususnya di Kecamatan Bangko tak dapat melaut akibat terjadinya kelangkaan BBM jenis Solar," kata Jonnaidi saat ditemui Senin (21/3/2022) di Bagansiapiapi. Kondisi ini tentu tidak bisa di biarkan, oleh karena menyangkut soal keberlangsungan kehidupan para nelayan. Disisi lain, jika para nelayan berterusan tidak melaut barang kali akan berdampak terhadap kebutuhan akan ikan.
"Kalau nelayan tak bisa melaut dalam waktu yang sangat lama, tak hanya nelayan saja yang susah akan tetapi juga akan berdampak buruk terhadap kebutuhan akan ika, salah satunya terjadinya kelangkaan akan ikan," ungkap Jonnaidi. Bila hal ini terjadi tentu masyarakat yang bukan nelayan juga akan mendapatkan imbas, sebab bila ikan di pasar sangat langka tentu harga jual juga akan sangat tinggi, terangnya.
Saat di singgung apakah tidak ada solusi dalam mengatasi persoalan tersebut, Jonnaidi menerangkan bahwa sanya sebanyak 313 nelayan di Kecamatan Bangko sebenarnya sudah mendapatkan rekomendasi dari Dinas Perikanan Kabupaten untuk mendapatkan BBM di SPBU Bagansiapiapi dengan cara membeli mengunakan Jirigen. Hanya saja, para nelayan yang sudah mendapatkan rekomendasi ini terpaksa harus mengantri dan rebutan dengan warga untuk mendapatkan Solar.
"Walau mendapatkan rekomendasi namun mereka harus mengantri berjam-jam untuk mendapatkan Solar. Itupun jika kebagian, sebab banyak keluhan yang di sampaikan ke kita sudahlah menunggu berjam-jam tidak pula mendapatkan karena stok telah habis," terang Jonnaidi. Maka dari itu, kami dari HNSI Kabupaten Rohil meminta kepada Permintaan Direktur BUMD Rohil selaku pihak pengelola SPBU Bagansiapiapi untuk meninjau kembali rekomendasi yang di berikan kepada para nelayan itu.
"Kenapa kita minta di tinjau ulang, sebab kita menilai proses penyaluran ya tidak tepat sasaran karena banyak dari nelayan yang justru tidak mendapatkan BBM walau sudah mengantri, jika boleh kita minta janganlah BMUD menciptakan antrian panjang di SPBU Bagansiapiapi ini," pinta Jonnaidi. Kepada pihak BMUD Rohil, Jonnaidi menyarankan agar sebaiknya untuk mengelakkan terjadinya antrian panjang rekomendasi yang di berikan kepada 313 nelayan ini di kembalikan ke masing-masing daerah.
Sebanyak 313 nelayan itu berasal dari beberapa daerah, jadi sebaiknya di bagi menjadi beberapa kelompok sesuai daerah mereka masing-masing. Nelayan tak perlu mengantri cukup mempercayai Penyuplai yang di tunjuk namun dengan catatan semua penyuplai harus dapat BBM tanpa terkecuali, saran Jonnaidi.
"Intinya semua nelayan yang mendapatkan rekomendasi mendapatkan minyak sehingga mereka bisa melaut. Kita minta Direktur BUMD bisa mengatasi masalah ini sebab persoalan ini menyangkut kehidupan dan ekonomi para nelayan," akunya. Ditambahkan Jonnaidi pihaknya sebenarnya sudah melayangkan surat resmi seminggu yang lalu kepada Direktur BUMD untuk duduk bersama membahas persoalan kelangkaan BBM ini, namun hingga kini belum ada balasan sama sekali.
Sementara itu, ditempat terpisah Direktur Utama BUMD Rohil, Kasmer Dahlan,SIP mengaku bahwa pihaknya hampir setiap hari melayani para nelayan yang mendapatkan rekomendasi dari Dinas Perikanan sebanyak 313 orang. "Jika menurut Ketua HNSI ada nelayan yang tidak mendapatkan Solar saya tidak mendapat menjawab itu, karena nelayan mana yang dimaksud sementara hari kita juga masih melayani nelayan yang membeli Solar mengunakan Jirigen di SPBU Bagansiapiapi," beber Kasmer.
Kasmer juga meminta kepada Ketua HNSI Rohil untuk bisa menemuinya dan menjelaskan titik permasalahan tersebut agar jelas titik persoalan yang di maksud, tutupnya (Erik)