ROKAN HILIR - Semenjak adanya program pembangunan Desa melalui penganggaran Dana Desa (DD) oleh pemerintah pusat yang nilainya lebih dari 1 Milyar/ Desa tiap tahunya, berbagai pembangunan sangat dirasakan oleh masyarakat. Namun, sejak 2020 lalu hingga saat ini pembangunan di tingkat Desa ini mulai terasa berkurang. Hal ini di akibatkan oleh munculnya kasus virus Covid 19 dimana anggaran DD turut tersedot untuk biaya penanganan Covid dan Bantuan Langsung Tunai (BLT).
Salah satu Desa atau lebih di kenal dengan istilah Kepenghuluan di Kabupaten Rohil ini adalah Sungai Nyamuk, Kecamatan Sinaboi. Daryamin selaku Penghulu Sungai Nyamuk mengungkapkan semenjak Covid ini muncul sangat terasa berdampak terhadap pembangunan infrastruktur di wilayahnya. "Dana DD ini jumlahnya lebih 1 Milyar, tapi sejam 2020 harus dikurangi 8 persen untuk penanganan Covid dan 30 perpenya untuk BLT bagi masyarakat terdampak Covit 19," jelasnya.
Selama munculnya Covitd19 hanya bersisa 62 persen saja anggaran DD ini dan ini jelas mengurangi jumlah pembangunan infrastruktur bagi wilayahnya. "DD ini selain di gunakan untuk pembangunan Desa juga di gunakan untuk pemberdayaan masyarakat seperti posyandu dan lainya, akibatnya seperti yang terasa saat ini tak hanya pembangunan kegiatan yang melibatkan kepentingan masyarakat juga sangat terasa," terangnya.
Jika biasanya sebelum ada Covid 19 pihaknya bisa melaksanakan kegiatan pembangunan antara 10 sampai dengan 11 aitem. Namun, khusus tahun ini belum ada satupun kegiatan yang dilaksanakan. "Sampai kini belum ada satu kegiatan pun bisa dilaksanakan, karna dananya sampai sekarang juga belum turun. Sebelum Covid cepat paling bulan empat, bahkan tahun lalu juga bukan Juni baru turun," ungkapnya. (Erik)