Salah satunya Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A). Saat ini DP2KBP3A telah melakukan pembinaan di Desa Lokus Stunting di empat Desa dari total 10 Desa yang telah di tetapkan pihak Dinas Kesehatan dari 16 total keseluruhan Desa Lokus Stunting. Adapun sasaran pembinaan ini adalah para Kader Bina Keluarga Balita (BKB), ibu hamil dan menyusu.
"Materi yang kita sampaikan ke mereka adalah 1000 hari kehidupan. Stunting ini kan penyakit permanen dan tidak bisa di sembuhkan. Nah, mereka kita kenalkan cara pencegahannya mulai dari masa kehamilan sampai dengan umur anak 2 tahun," kata
Kasi Ketahanan dan Kesejahteraan (KS) DP2KBP3A Rohil, Heny saat ditemui di sela pembinaan yang dilaksanakan di Gedung Serbaguna di Jalan Bintang, Kepenghuluan Parit Aman Jumaat (4/6/2021) di Bagansiapiapi.
Untuk di Kecamatan Bangko, pembinaan ini jelas Heny dilaksanakan di 2 Desa atau Kepenghuluan yakni Parit Aman dan Bagan Jawa Pesisir. "Daerah Lokus Stunting ini Dinas Kesehatan yang menetapkan dan kita fungsinya memberikan pembinaan cara untuk mencegah Stunting. Harapan kita kepada mereka yang di berikan pembinaan melalui materi-mateti yang disampaikan para narasumber kita yang diantaranya diisi oleh Joni Pargo staf kita dari DP2KBP3A bisa meneruskan informasi ini kepada masyarakat khususnya para ibu hamil di tempat tingal mereka agar informasi yang bertujuan untuk pencegahan Stunting ini tidak berhenti sampai ke mereka saja dan bisa terus meluas," harapnya.
Terlepas dari hal itu, sejauh ini seperti apa tangapan masyarakat terkait Stunting di Rohil. Kondisi tubuh anak yang pendek seringkali dikatakan sebagai faktor keturunan (genetik) dari kedua orang tuanya, sehingga masyarakat seperti di berbagai daerah di Rohil banyak yang hanya menerima tanpa berbuat apa-apa untuk mencegahnya. Padahal seperti di ketahui, genetika merupakan faktor determinan kesehatan yang paling kecil pengaruhnya bila dibandingkan dengan faktor perilaku, lingkungan (sosial, ekonomi, budaya, politik), dan pelayanan kesehatan.
Dengan kata lain, stunting merupakan masalah yang sebenarnya bisa dicegah. Salah satu fokus pemerintah seperti di Rohil saat ini adalah pencegahan Stunting. Upaya ini bertujuan agar anak-anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global. Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting, yaitu perbaikan terhadap pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih.
Seringkali masalah-masalah non kesehatan menjadi akar dari masalah stunting, baik itu masalah ekonomi, politik, sosial, budaya, kemiskinan, kurangnya pemberdayaan perempuan, serta masalah degradasi lingkungan. Karena itu, upaya pencegahan Stunting ini membutuhkan peran semua sektor dan tatanan masyarakat.
Tak hanya DP2KBP3A Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (Perkim) tahun anggaran 2021 ini turut berperan dalam mencegah munculnya kasus Stunting ini dengan membangunkan infrastruktur sanitasi di 21 Kepenghuluan di 12 Kecamatan yang mana 7 diantaranya Kecamatan Bagan Sinembah Raya (Basira), Pujud, Tanah Putih, Rimba Melintang, Pekaitan, Pasir Limau Kapas (Palika) dan Sinaboi melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp19,8 milyar dan untuk air minum pula sebesar Rp16,4 milyar.
Kepala Dinas Perkim, Zulfahmi ST MT melalui Kepala Bidang (Kabid) Kawasan Pemukiman, Tito Satria ST saat dihubungi di Bagansiapiapi menerangkan bahwa pihaknya menargetkan melalui program yang akan dilaksanakan ini bagaimana kedepannya Rohil khususnya daerah yang akan dibangunkan infrastruktur Sanitasi ini bisa ditekan kasus Stunting dan bisa memberikan akses air minum lebih layak bagi seluruh masyarakat.
Keseriusan dalam menekan kasus Stunting di Rohil ini pihak Perkim belum lama ini telah melakukan pertemuan dengan Dinas Kesehatan, Kepala UPTD Puskesmas 12 Kecamatan dan beberapa Dinas terkait lainya. Pada pertemuan yang dilaksanakan di aula pertemuan Kantor Perkim di kawasan Komplek Perkantoran Batu Enam Bagansiapiapi tepatnya pada Selasa (23/02/2021) lalu ini pihak terkait seperti Dinas Kesehatan, Puskesman dan lainya diminta mensosialisasikan tentang apa itu Stunting kepada masyarakat, mulai dari mengenalkan apa itu Stunting hingga cara pencegahannya.
"Untuk pembangunan Sanitasi dan air bersih untuk pencegahan Stunting di wilayah yang telah di tetapkan ini saat ini tengah dalam tahap proses dan dipastikan tahun ini dilaksanakan pembangunan infrastrukturnya," ungkap Tito. (Erik)
