ROKAN HILIR - Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) khususnya Kecamatan Bangko adalah daerah dengan jumlah suku Melayu terbanyak. Namun, bagaimana mungkin Bupati Rohil, Afrizal Sintong menilai bahwa daerah pusat ibu Kota ini Adat Melayu hampir tidak ada dalam artian sangat jarang dilaksanakan padahal yang namanya suku Melayu sangat identik dengan Adat, termasuk soal tanah Ulayat. Lantas dimana Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau Kabupaten Rohil.
Sebagai sebuah lembaga yang mendapatkan porsi anggaran setiap tahun dari APBD Rohil ini tidak pernah berbuat untuk melestarikan Adat Melayu serta mpertahankan keberadaan tanah Ulayat.
"Kecamatan Tanah Putih dan Kubu adat Melayu sangat kuat. Namun, di Bangko adat hampir tidak ada. Bahkan tanah Ulayat juga demikian hampir semua tanah yang ada di kuasai orang luar yang bukan orang Melayu," ungkap bupati saat kunjungan pertamanya di Mess Pemda Rohil Kamis (10/6/2021) di Bagansiapiapi. Menyikapi persoalan ini, bupati mengaku dirinya merasa bertanggung jawab untuk mengembalikan hal ini pada kondisi semula.
"Bersama DPRD kita akan buat Perda tentang adat dan tawah Ulayat. Daerah lain adat sangat kuat, sementara di tempat kita padahal Melayu sangat identik dengan adat namun kenapa bisa sebaliknya dan ini perlu kita perbaiki," sebutnya. Walaupun persoalan adat dan tanah Ulayat yang di sampaikan bupati ini sangat singkat namun, hal ini tentu menjadi tamparan hebat bagi LAM Rohil.
Keberadaan LAM Rohil sudah lama di negri seribu kubah ini, bahkan sudah memiliki gedung yang sangat megah yang di bangun sejak zaman kepemimpinan H Annas Maamun tepatnya berada di persimpangan Tunggu Ikan Komplek Perkantoran Batu Enam. Entah apa karna pengurusnya tidak pernah berbuat seperti tak pernah adanya aktifitas di Gedung LAM ini atau sebaliknya masih menjadi tanda tanya besar. (Erik)
