ROKAN HILIR — Rencana, rencana dan rencananya, beginilah situasi yang terjadi terkait dengan rencana pembangunan dan pemindahan Rumah Tahanan (Rutan) Cabang Bagansiapiapi yang hingga dengan saat ini tak kunjung terealisasi. Sementara kondisi ruang sempit bertrali besi di Rutan Cabang Bagansiapiapi saat ini semakin menyayat hati tak kala di isi manusia dengan jumlah yang banyak sekali. Akankah rencana pembangunan Rutan Cabang Bagansiapiapi di tahun 2021 mendatang seperti yang di ungkapkan Kakanwil Kumham Riau, Drs. Ibnu Chuldun, SH Msi, Jumaat (26/06/2020) akan terealisasi?
Jawabanya masih dinanti dan semoga apa yang menjadi rencana untuk kesekian kali ya ini mampu menyembuhkan hati para warga binaan yang saat ini masih berbagi ruang dalam kamar sel yang telah over kapasitas ini. Rencana pembangunan Rutan cabang Bagansiapiapi ini bukanlah hal baru. Sudah berulang kali dan bahkan mungkin warga Kabupaten Rohil sudah bosan mendengar dan membaca berita terkait program yang hanya rencana dan rencana tampa ada endingnya ini.
Mari kita mundur ke belakang untuk mengetahui sejak kapan rencana pembangunan dan pemindahan Rutan Bagansiapiapi ini bermula. Pada tahun 2010 lalu kala itu Rohil masih di pimpin H Annas Maamun, wakil bupati Rohil, H Suyatno dan Ketua DPRD Rohil, Nasrudin Hasan kala itu sudah melakukan penandatanganan kesepakatan dengan Mentri Hukum dan Ham tentang rencana pembangunan Rutan baru di lahan seluas 14 hektar yang telah disiapkan oleh Pemkab Rohil di Kepenghuluan Parit Aman.
Bahkan, isunya saat itu telah pula diangarkan dana sebesar Rp. 140 milyar lebih oleh pemerintah pusat melalui anggaran APBN. Namun, hingga dengan tahun 2011 rencana pembangunan Rutan baru itu tak kunjung terealisasi dan tak jelas apa yang membuat rencana yang sudah di sepakati dan telah di anggarkan ini gagal terealisasi. Kepala Rutan cabang Bagansiapiapi, Sulardi SH kala itu di awal tahun 2011 pernah mengaku mengetahui informasi terkait rencana pembangunan Rutan tersebut dan mengaku telah mendengar bupati, H. Annas Maamun (Eks Bupati-red) sudah menyerahkan langsung lahan pembangunan kepada Menteri Hukum dan Ham saat kunjungan kerja di Pekanbaru sekitar akhir tahun 2010.
Namun hingga dengan awal tahun 2011 rencana itu belum ada kepastian dan dirinya mengaku tidak mengetahui secara detil apakah sesuai dengan komitmen pemerintah pembangunan yang konon kabarnya dilaksanakan dengan cara tukar guling itu dilaksanakan atau sebaliknya. Akan tetapi yang pasti hingga akhir tahun 2011 tidak ada tanda-tanda pembangunan Rutan di lahan yang telah di siapkan pemerintah di sekitaran daerah Simpang 200 Kepenghuluan Parit Aman, Kecamatan Bangko tersebut.
Sempat tidak ada kabar terkait rencana pembangunan dan pemindahan Rutan ini di tahun 2012. Kemudian di tahun 2013 isu rencana pembangunan itu kembali muncul dan Pemkab Rohil seperti yang di sampaikan H Annas Maamun telah menyiapkan lahan lain seluas 15 hektar di daerah Pedamaran Kecamatan Pekaitan agar rencana ini dapat direalisasikan. Kendati demikian, lagi-lagi rencana ini gagal dan tak kunjung terealisasi hingga akhir 2013. Dua tahun lamanya berjalan waktu sejak akhir 2013 hingga dengan tahun 2015 pembangunan dan pemindahan Rutan cabang Bagansiapiapi ini tak juga kunjung ada realisasi.
Kemudian di tahun 2016 Rohil telah di pimpin H. Suyatno pernah meminta agar Dirjen hukum dan HAM untuk segera datang ke Rohil untuk membicarakan terkait rencana pemindahan Rutan ke lokasi yang sudah di siapkan di Simpang 200 Kepenghuluan Parit Aman. Namun, lagi-lagi hingga akhir Desember taknjuga rencana ini terealisasi. Selanjutnya tahun 2017, 2018 dan 2019 isu ini tak pernah muncul ke permukaan.
Kondisi Rutan cabang Bagansiapiapi saat ini semakin memprihatikan dimana tercatat hingga dengan 14 Maret 2020 daya tampung yang hanya 98 orang kini ruang-ruang sel Rutan Bagansiapiapi justru diisi oleh 847 manusia. Untuk membayangkannya saja sudah sangat ngeri apa lagi mengalaminya. Tiap-tiap ruang sel yang sempit di isi belasan bahkan puluhan orang. Itu artinya Rutan lembaga permasyarakatan (Lapas) kelas 2A Bagansiapiapi Kabupaten Rohil ini telah mengalami over kapasitas lebih dari 800 persen.
Bahkan Kepala Rutan Kelas A Bagansiapiapi, Wachid Wibowo belum lama ini membeberkan bahwa Rutan Bagansiapiapi ini adalah pejara dengan tingkat kepadatan tertinggi se Indonesia dan satu-satu solusinya hanya dengan melakukan relokasi. Tepat hari Jumat (26/62020), bupati Rohil, H Suyatno Amp melakukan temu ramah dengan Kakanwil Kumham di Pekanbaru sebelum mengikuti rapat persiapan MTQ tingkat Provinsi Riau di Kantor Gubernur Riau. Dari pertemuan itu salah satunya membahas terkait kondisi terkini Rutan Bagansiapiapi.
Dari pertemuan itu pula di dapati kabar bahwa telah di rencana pembangunan Lapas baru. Namun, tidak di Parit Aman atau di Pekaitan melainkan di Ujung Tanjung, Kecamatan Tanah Putih. Kakanwil Kumham Riau, Drs Ibnu Chuldun SH Msi melalui pertemuan itu menyampaikan dalam waktu dekat akan melakukan peninjauan ke Rohil terkait rencana pembangunan Lapas baru yang di rencanakan akan dilaksanakan di tahun 2021 mendatang tersebut.
"Insyaallah Kamis depan saya dan Tim akan ke Rohil untuk meninjau langsung kondisi terkini Lapas kita disana pak bupati, Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir selama ini telah banyak membantu Lapas Bagansiapiapi dan Lahan peruntukan Lapas baru," kata Ibnu Chuldun. Untuk rencana pembangunan Lapas baru di Ujung Tanjung itu Pemda Rohil akunya telah membantu lahan seluas 10 hektar.
Sementara itu, bupati H Suyatno Amp yang didampingi Kasubbag DokPim Diskominfotik Rohil, Hasnul Yamin SE menyampaikan bahwa kondisi terkini Rutan Bagansiapiapi saat ini sangat memprihatinkan. "Saya sering meninjau Rutan, terkadang kita adakan makan bersama untuk memperlihatkan kepada masyarakat binaan bahwa pemerintah daerah hadir dan tetap berupaya memberikan perhatian untuk warga binaan," kata bupati.
Dirinya mengaku bahwa memang benar yang Pemda Rohil telah menyiapkan lahan seluas 10 hektar terkait dengan rencana pembangunan Rutan tersebut. "Adanya bantuan lahan Pemda untuk rencana pembangunan Lapas di Ujung Tanjung seluas 10 hektar kita harapkan akan menjadi fasilitas yang baik buat pembinaan nantinya. Mungkin akan ada fasilitas olahraga, perkebunan, perbengkelan serta lainnya sesuai dengan kebutuhan dan spesifikasi Lembaga Pemasyarakatan," terang bupati.
Selanjutnya apabila semuanya berjalan sesuai rencana maka di harapkan bekas Lapas Bagansiapiapi sekarang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan RSUD Dr RM Pratomo Bagansiapiapi. "Ini semua kita lakukan demi masyarakat khususnya Rokan Hilir," tandas bupati. Apakah babak baru cerita tentang rencana pembangunan Rutan cabang Bagansiapiapi ini bakal ada endingnya? Moga saja kabar yang mungkin menggembirakan warga binaan benar adanya dan terwujud pada waktunya.
***(erik)
Editor : Ingatan
