DUMAI — Beredarnya informasi bahwa Kota Dumai akan memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) serta banyaknya mempertanyakan terkait pasien 01 yang tak kunjung sembuh, Haji Panglimo Gedang selaku salah seorang tokoh masyarakat Kota Dumai meradang. Pasalnya, selaku tokoh masyarakat Dumai yang dipercayai oleh masyarakat, banyak yang bertanya kepadanya tentang nasib mereka jika diberlakukan PSBB, karena belum di berlakukan PSBB saja ekonomi masyarakat sudah anjlok ditambah lagi bantuan langsung dari pemerintah sendiri belum mereka rasakan.
Jika PSBB akan diberlakukan, Panglimo Gedang menilai baiknya Pemerintah Kota (Pemko) Dumai perlu mempertimbangkan kembali perencanaan akan diberlakukannya PSBB, karena sekarang ini saja masyarakat Kota Dumai masih banyak yang kelaparan dan belum mendapatkan bantuan selain bantuan dari dermawan-dermawan yang telah menyisihkan rezeki kepada masyarakat yang membutuhkan, bahkan ada dermawan yang berasal dari luar Negeri seperti Negara Jiran Malaysia, sedangkan Pemko Dumai saja hingga saat ini masih sibuk mendata dan belum merealisasikan bantuan tersebut.
Panglimo Gedang kepada awak media menegaskan, "Jangan sampai nanti Kota Dumai ini seperti Kota Pekanbaru, yang mana mekanisme bantuan sosialnya (bansos) tidak diketahui kemana saja dan banyak temuan," tegas Panglimo Gedang, pada Sabtu (02/03/2020).
Terkait pasien 01 yang juga tengah menjadi pembicaraan warga net, Panglimo Gedang mengatakan, apabila RSUD Kota Dumai tidak mampu merawat pasien 01 tersebut kenapa tidak dirujuk saja ke Rumah Sakit Pekanbaru atau Pusat, karena pasien tersebut juga pastinya jenuh berada di Rumah Sakit, dan ia menyontohkan dirinya yang baru sembuh, ia merasa lelah serta jenuh lantaran tidak bisa beraktifitas seperti mana biasanya, apalagi pasien 01 yang diketahui sudah hampir dua bulan berada dalam pengawasan tim gugus tugas covid-19 dan terisolasi, yang artinya tidak ada yang boleh mengunjungi selain perawat yang termasuk dalam Satgas Penanganan Covid-19.
"Contohnya saja saya, baru sembuh dari sakit dan merasa jenuh selama dirawat, apalagi pasien yang jelas-jelas tidak boleh dijenguk oleh keluarga kecuali perawat dan sudah hampir dua bulan pula tak kunjung sembuh, kalau RSUD Dumai tidak mampu menangani kenapa tidak dirujuk saja ke Pekanbaru atau ke Pusat, kan kasian pasien 01 nya." terang Panglimo Gedang.
Panglimo Gedang menduga ada konspirasi terkait pasien 01 yang tak kunjung sembuh dan telah melakukan tiga sampai empat kali Swab Test tapi hasilnya masih positif Covid-19. Panglimo Gedang heran dengan pernyataan dr. Syaipul yang mengatakan bahwa pasien 01 tersebut wanita lanjut usia (lansia) berumur 63 tahun yang imun tubuhnya lemah dan virusnya yang kuat.
Panglimo Gedang berharap serta mengingatkan, Siapapun pasien 01 yang belum sembuh ini, semoga lekas sembuh dan bisa berkumpul kembali bersama keluarganya serta alangkah baiknya Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Dumai transparan kepada masyarakat siapa saja pasien yang terjangkit positif Covid-19 dan dimana keberadaan mereka, agar masyarakat bisa waspada dan mengawasi mengingat besarnya biaya perawatan yang diperkirakan kurang lebih Rp.15 juta perhari. Panglimo Gedang juga mengingatkan, apabila benar dugaan seperti media ini beritakan sebelumnya, bahwa pasien 01 tersebut sengaja diciptakan, ia lah orang pertama yang akan maju untuk mengungkap pembodohan publik tersebut nantinya.
***(alx)
