PEKANBARU - Proses eksekusi lahan milik PT. Peputra Supra Jaya (PSJ) pada Rabu (05/02/2020) di Desa Gondai, Kec. Langgam, Kab. Pelalawan, memakan banyak korban dari hari sebelumnya dan dikabarkan bentrokan tersebut semakin brutal dan tidak memiliki rasa kemanusiaan.
Aksi brutal tersebut dimulai ketika PT. Nusa Wana Raya (NWR) mulai menurunkan puluhan alat berat dan memaksa meratakan lahan perkebunan plasma milik petani sawit dan memicu amarah petani yang dimana lahan tersebut telah menjadi sumber pendapatan mereka selama ini.
Menanggapi hal tersebut, Direktur FORMASI RIAU Dr. Muhammad Nurul Huda, SH. MH mengutuk aksi kekerasan yang diduga dilakukan oleh Oknum PT. NWR terhadap Petani Sawit dan Media yang meliput proses eksekusi tersebut dan diduga sudah memakan korban kekerasan sebanyak 5 orang.
Kemanusiaan itu soal rasa keadilan dan hati nurani, dia tumbuh atas semangat saling rasa sakit dan penderitaan. Manusia yang berwatak kapitalis tidak mengenal ini.
Putusan pengadilan harus tetap kita hormati. Penundaan Pelaksanaan putusan bisa dilakukan, karena tidak akan menghilangkan hak-hak hukum dari para pihak yang bersengketa.
FORMASI RIAU juga meminta Pak Kapolda Riau untuk menarik pasukannya dari pengamanan pelaksanaan eksekusi apabila pihak DLHK RIAU dan PT. NWR masih tetap ingin melanjutkan eksekusi. Ini demi menjaga kondusitifitas, keamanan dan ketentraman masyarakat Riau.
Untuk itu, FORMASI RIAU meminta DLHK RIAU dan PT. NWR sebaiknya menunda sementara eksekusi “lahan sawit petani” di Kab. Pelalawan Riau untuk mencari solusi yang adil dan damai.
***(rls)