PADANG SIDEMPUAN – Ironis memang nasib tenaga honorer gara-gara ikut aksi demo menyuarakan kebenaran, yang berujung 2 jam setelah aksi langsung di pecat dengan alasan tidak disiplin.
Sahminan Alias Bung Rambe, seorang Tenaga honorer di Badan Keuangan Daerah, Kota Padang Sidempuan, di pecat pada tanggal 16 Desember 2019 kemarin, dari tempat dia bekerja.
Ia menjelaskan Berawal dari proses hukum Walikota Padang Sidempuan yang ditangani oleh PolresTapanuli Selatan, Terkait dugan perambahan Hutan Produksi di Desa Batang Tura, Kecamatan Sipirok ,Kab. Tapsel, Propinsi Sumatera Utara, oleh oknum walikota Irsan Efendi Nasution.
“ Aktifis ini Berharap jangan Ada permainan di atas kasus Perambahan Hutan dstt ,Lalu kemudian mempertanyakannya kepada Polres Tapsel, dan Walikota, berhubung karena alat yang di gunakan untuk melakukan perambahan hutan adalah bechoe milik dinas Pekerjaan Umum Daerah Kota Padang Sidempuan, Namun setelah kami surati dan tidak mendapatkan jawaban klarifikasi dari semua instansi yang kami surati,”Katanya. Selasa, (17/12/2019)
Lalu saya dan teman-teman melakukan aksi unjuk rasa damai di depan Kantor Walikota dan Polres Tapsel, Alih alih mendapat jawaban sang aktivis malah mendapat surat pemberhentian dari tempatnya bekerja sebagai tenaga honorer di Dinas Keuangan Kota Padang Sidempuan yang ditanda tangani langsung oleh Kepala Badan Keuangan Daerah Kota Padang Sidempuan Nomor: 800/1731/2019, tertanggal 16 Desember 2019, tepatnya 2 jam setelah dia melakukan aksi,dengan alasan tidak disiplin dalam bekerja, namun menurut sang aktivis dia selalu disiplin dan bertanggung jawab dalam setiap pekerjaanya.
Sahminan mengatakan,” Saat kami konfirmasi ke Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) bahwa pemecatanku karena demo di Kantor Walikota, Kaban Sulaiman mengatakan saya dianggap tidak disiplin karena ikut demo,” Katanya.
Merasa tidak adil lalu sahminan berusaha untuk mencari keadilan yang didukung oleh para aktivis di Kota Padang Sidempuan. (rdk/yl/tc)
