Oleh : Abdul Murat.S.IP (Sekretaris GNPK RI Kab. Pelalawan)
Jika Buya Hamka terkenal dengan novelnya berjudul" Tenggelamnya Kapal Van Der Wijch" maka barangkali kuala Tolam kecamatan pelalawan, Kabupaten Pelalawan bisa terkenal dengan tulisan berjudul "Putusnya Jembatan kuala tolam"
Dini hari Minggu tanggal 01 Oktober 2017, Tepat pukul 02.00 Wib telah putus jembatan penghubung dusun Tolam Barat dan dusun Tolam Timur. Jika dilihat kondisi dari jembatan ini yang terbuat dari kayu sudah terlihat lapuk jangankan manusia yang lewat semut lewat saja bisa runtuh saking lama dan renta umurnya.
Jembatan ini merupakan fasilitas umum, yang semestinya sudah lama di ganti sebab, jembatan ini menjadi sarana lalulintas utama bagi aktivitas warga sekitar antara Tolam Barat dan Tolam Timur, juga bagi anak sekolah untuk menuju kesekolah mereka.
Akibat dari putusnya jembatan ini aktivitas warga bukan hanya terganggu tapi juga ikut terputus, mungkin dapur pun bisa berhenti berasap. Jembatan ini sangat urgen.
Menurut keterangan salah satu pemuda setempat (Zamifar), pada tahun 2013 sudah di usulkan untuk di anggarkan tapi entah kenapa kemudian dicoret " melihat kondisi fasilitas umum ini saya bilang ini sangat memalukan" bagaimana kita bicara membangun propinsi riau kalau kondisi Kabupaten kita sendiri, Jembatan sekecil ini tak terbangun padahal ini urgen sekali bagi kebutuhan warga dan anak sekolah, teknopolitan bisa dibangun, danau kajuik bisa dianggarkan bagaimana jembatan sekecil ini terlupakan...tragis.
Jika kondisi jembatan ini tidak segera di perbaiki atau tidak mendapat tindakan dari para wakil rakyat terutama Pemkab Pelalawan, saya sendiri akan berkampanye "golput" saja bagi seluruh masyarakat pesisir bukan hanya Kuala Tolam saja.
Tak perlulah ikut Pilgubri 2018 mendatang atau alih kan saja suara kepada para kandidat yang yang peduli pada pembangunan jembatan ini, serta anggota Dewan yang kurang serap asfirasi jangan dipilih kembali.
Jadi saya mempertanyakan apa yang di serap saat melakukan reses anggota Dewan sehingga jembatan ini tak teranggarkan?, sekali lagi, tak usahlah kita bicara bangun Provinsi Riau jika jembatan di wilayah kita saja tak terurus.
Bangun segera fasilitas umum tersebut, sebelum kami nyatakan GOLPUT atau mengalihkan dukungan.Tutup Abdul Murat.(rdk)
Editor : B.Rambe
Sumber : Suara GNPK-RI
Sumber : Suara GNPK-RI