" Oleh : Aidon Diago, Kader HMI Komisariat STIA-AMIK Dumai "
Akhir-akhir ini perkelahian, atau yang sering disebut tawuran sering terjadi diantara pelajar. Namun, mengapa tawuran antar pelajar ini merupakan fenomena sosial yang sudah dianggap lumrah oleh masyarakat ?. Bahkan ada sebuah pendapat yang menganggap bahwa tawuran merupakan salah satu kegiatan rutin dari pelajar yang menginjak usia remaja. Tawuran antar pelajar sering terjadi di kota-kota besar terkhusus Kota Dumai ini.
Para pelajar remaja yang sering melakukan aksi tawuran tersebut lebih senang melakukan perkelahian di luar sekolah. Tawuran tersebut telah menjadi kegiatan yang turun-temurun pada sekolah tersebut. Sehingga tidak heran apabila ada yang berpendapat tawuran sudah membudaya atau sudah menjadi tradisi pada sekolah tertentu. Masalah ini bukan perkara baru dan jangan dianggap remeh.
Perkelahian ini sering terjadi bukan hanya dari pelajar SMA tetapi juga pelajar SMP. Terlihat dari beberapa waktu belakangan ini jumlah perkelahian dan korbannnya cenderung meningkat. Tawuran yang sering terjadi apabila dapat dikatakan hampir setiap bulan, minggu, bahkan mungkin tiap hari selalu terjadi perkelahian antar pelajar yang kadang-kadang berujung dengan hilangnya pelajar secara sia-sia. Pelajar yang seharusnya menimba ilmu di sekolah untuk masa depan yang lebih baik untuk menjadi penerus bangsa malah berkeliaran di luar.
Tawuran pelajar yang terjadi bertubi-tubi, telah mencapai taraf yang memprihatinkan. Pernahkah kita berfikir, mengapa anak-anak tega membunuh temannya sendiri? Apakah tidak ada andil dari pihak lain yang menyebabkan anak tega melakukan tindakan seperti ini? Mari kita berfikir sejenak betapa bobroknya generasi muda pada saat ini.
Maka dari itu, dengan memperingati momen Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada tanggal 28 Oktober ini, kami dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Dumai melakukan Aksi untuk turun kejalan yang didampingi pihak Kepolisian dengan tujuan menghimbau kepada para masyarakat terkhusus para pemuda untuk dapat menjadi pelopor dalam mengantisipasi maraknya tawuran remaja yang ada di Kota Dumai ini.(rdk/br)
Para pelajar remaja yang sering melakukan aksi tawuran tersebut lebih senang melakukan perkelahian di luar sekolah. Tawuran tersebut telah menjadi kegiatan yang turun-temurun pada sekolah tersebut. Sehingga tidak heran apabila ada yang berpendapat tawuran sudah membudaya atau sudah menjadi tradisi pada sekolah tertentu. Masalah ini bukan perkara baru dan jangan dianggap remeh.
Perkelahian ini sering terjadi bukan hanya dari pelajar SMA tetapi juga pelajar SMP. Terlihat dari beberapa waktu belakangan ini jumlah perkelahian dan korbannnya cenderung meningkat. Tawuran yang sering terjadi apabila dapat dikatakan hampir setiap bulan, minggu, bahkan mungkin tiap hari selalu terjadi perkelahian antar pelajar yang kadang-kadang berujung dengan hilangnya pelajar secara sia-sia. Pelajar yang seharusnya menimba ilmu di sekolah untuk masa depan yang lebih baik untuk menjadi penerus bangsa malah berkeliaran di luar.
Tawuran pelajar yang terjadi bertubi-tubi, telah mencapai taraf yang memprihatinkan. Pernahkah kita berfikir, mengapa anak-anak tega membunuh temannya sendiri? Apakah tidak ada andil dari pihak lain yang menyebabkan anak tega melakukan tindakan seperti ini? Mari kita berfikir sejenak betapa bobroknya generasi muda pada saat ini.
Maka dari itu, dengan memperingati momen Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada tanggal 28 Oktober ini, kami dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Dumai melakukan Aksi untuk turun kejalan yang didampingi pihak Kepolisian dengan tujuan menghimbau kepada para masyarakat terkhusus para pemuda untuk dapat menjadi pelopor dalam mengantisipasi maraknya tawuran remaja yang ada di Kota Dumai ini.(rdk/br)