 |
| Mensesneg saat melantik sejumlah pejabat pimpinan tinggi madya di lingkungan Kemensetneg, di Aula Serba Guna Gedung III Kemensetneg, Jakarta, Kamis (20/7) pagi. (Foto: Humas/Rahmat) |
“Perintah Bapak Presiden sudah jelas, bahwa kita di Istana, Kementerian Sekretariat Negara, di Setkab (Sekretariat Kabinet, red), di KSP (Kantor Staf Kepresidenan, red) itu harus menjadi teladan bagi yang lain,” kata Pratikno saat melantik sejumlah pejabat pimpinan tinggi madya di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara, di Aula Serba Guna Gedung III Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Kamis (20/7) pagi.
Keteladanan tersebut, lanjut Mensesneg, harus dilakukan dalam segala hal, terutama dalam integritas dan kesederhanaan, seperti yang telah dicontohkan oleh Presiden Jokowi.
“Mengapa kita harus menjadi tauladan, karena kalau ada sesuatu yang buruk di sini, tentu saja kita tidak punya otoritas, tidak punya legitimasi yang kuat untuk mendorong lembaga lain untuk menjadi lebih baik,” kata Pratikno.
Selain keteladanan, mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) ini, juga menekankan pentingnya melakukan inovasi dalam pemerintahan.
“Dalam 2 tahun lebih ini telah banyak inovasi yang dilakukan atas perintah Bapak Presiden, mulai dari acara Upacara 17 Agustus dan lain-lain. Kita sudah melakukan banyak sekali inovasi, penerimaan tamu negara, dan lain-lain,” ungkap Pratikno.
Inovasi, lanjut Mensesneg Pratikno, juga harus dilakukan dalam manajemen internal pemerintah, seperti melalui penerapan sistem informasi.
“Itulah jabaran dari apa yang diperintahkan oleh Bapak Presiden bahwa kita harus menjadi teladan. Kata-kata ini sederhana tapi penjabarannya sungguh sangat-sangat berat, menjadi teladan dan melakukan inovasi,” pungkas Mensesneg.
Pelantikan pejabat pimpinan tinggi madya itu dihadiri antara lain Wakil Sekretaris Kabinet Ratih Nurdiati dan pejabat lainnya di lingkungan Istana Kepresidenan. (rilis/humas)
