Biji bersayap atau Alsomitra macrocarpa merupakan tumbuhan yang berasal dari Indonesia, tepatnya hutan hujan Jawa. (Yunaidi/National Geographic Indonesia) |
ALAM, AnalisaRiau.com - Tumbuhan asal Indonesia ini memiliki biji bersayap dan menjadi inspirasi para insinyur untuk mendesain pesawat terbang.
Alsomitra macrocarpa merupakan tumbuhan merambat yang tumbuh di pohon tropis dan merambat ke arah cahaya matahari. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan yang berasal dari Indonesia, tepatnya hutan hujan Jawa.
Tumbuhan ini memiliki biji yang bersayap dengan ukuran sekitar 13 sentimeter ini merupakan biji melayang yang terbesar di dunia, yang berasal dari buah yang berukuran sebesar bola tendang. Biji yang melayang seperti kupu-kupu membuat jarak penyebaran biji dari tumbuhan ini tak terduga.
Bentuk biji yang bersayap membuat tanaman ini memiliki kelebihan aerodinamis yang membuat biji tersebut sangat mudah terbawa oleh angin sampai beberapa ratus meter dari posisi tanaman, bahkan tak heran biji ini dapat ditemukan diatas dek suatu kapal. Bahkan tanpa bantuan angin, biji dari tanaman ini dapat tersebar di hutan.
Sayap dari biji ini dikenal juga dengan nama samara. Teknik stabilisasi samara ini digunakan oleh para insinyur untuk menstabilkan pesawat terbang. Pengetahuan ini berawal dari penelitian Akira Azuma dan Yoshinori Okuno dari University of Tokyo, sekitar 35 tahun lalu.
Dua insinyur Jepang tersebut menemukan bahwa bentuk dari biji tumbuhan ini sangat baik untuk penurunan ketinggian menjadi inspirasi untuk desain pesawat terbang. Kecepatan penurunan dari biji ini adalah 0,4 meter per detik, dibandingkan dengan biji-biji bersayap lain yang jatuh dengan kecepatan 1 meter per detik.
Fakta lain yang menarik dari tumbuhan ini adalah namanya yang biasa disebut oleh para peneliti sebagai Javan cucumber, yang padahal bukan merupakan mentimun tapi pohon anggur tropis dari famili Labu (Cucurbitaceae).***
(nationalgeograpich)