DUMAI - Agar isu adanya seorang wanita datang pada malam hari bertamu kerumahnya dapat ditutupi, Presiden Direktur (Presdir) PT Kuala Lumpur Kepong (KLK) mengeluarkan uang ratusan juta rupiah. Tapi sayang, usaha sang Presiden Direkrur itu sia-sia. Banyak pihak yang memanfaatkan keadaan tersebut, termasuk dikabarkan orang dalam sendiri yakni karyawan PT KLK.
Dikabarkan aliran dana itu juga diterima oleh salah satu organisasi wartawan yang ada di Kota Dumai. Namun ketika dikonfirmasi Ketua dan Dewan Pembina organisasi wartawan tersebut sama sekali tidak mengetahui terkait hal itu.
"Satu rupiah pun kami dari FORGAN tak ada menerima uang yang dikabarkan kami ikut menerima dari Presiden Direktur PT KLK yang bernama Nagen itu. Kalau oknum Forgan secara pribadi saya tak tau, tapi secara Organisasi kami tidak terlibat yang namanya uang sogokan dari Nagen itu," tegas Ketua Forum Gabungan Wartawan (FORGAN) Ridwan Safri alias Ocu, Minggu (09/02/2020).
Ocu menyebutkan memang ada isu bahwa FORGAN ikut menerima uang dari bos PT KLK itu. Tapi Ocu sekali lagi menegaskan kemungkinan oknum tapi bukan atas nama organisasi.
Sementara itu, Dewan Pembina FORGAN, Muhammad Hasbi mengatakan kemungkinan ada yang mengatasnamakan dari FORGAN sehingga membuat nama Organisasi ini menjadi tercemar.
"Jangan menuduh sembarangan, kami tak pernah menerima uang dari Presiden Direktur PT KLK itu. Jangan membuat Fitnah. Tolong buktikan siapa nama penerima uang dari Nagen itu yang mengatasnamakan FORGAN. Kami harus luruskan isu miring ini," ujar Hasbi.
Sebagaimana isu beredar, Mr Nagen pada waktu itu diduga menerima tamu malam hari di rumahnya. Wanita tersebut merupakan kontraktor dan rekanan perusahaan di PT. KLK dan KJA, yang mana di dua perusahaan itu, Mr. Nagen menjabat Presiden Direktur. Beberapa menit setelah wanita tersebut masuk rumah dan ngobrol, suami wanita dan beberapa orang memasuki rumah Mr. Nagen.
Dari kronologis kejadian tersebut, diduga kuat saat itu Mr. Nagen di jebak, dikarenakan persoalan itulah Mr. Nagen menyuruh salah seorang karyawannya untuk mengamankan kasus tersebut. Tapi usahanya percuma saja, sang Direktur tidak tahu kalau dirinya telah jadi ajang manfaat sehingga menjadi ATM oleh sejumlah orang.
***(rls)