Kekuasaan dan godaan adalah dua kata yang tidak terpisahkan dalam konteks kepemimpinan, terutama bagi mereka yang memegang posisi pejabat publik.
Mengapa hal ini penting untuk diperhatikan? Karena kekuasaan selalu terkait dengan komitmen dan integritas, sementara godaan, dengan berbagai bentuk dan cara, kerap kali mengintai mereka yang berkuasa. Hakikat kekuasaan sejatinya adalah amanah yang harus dijaga dengan penuh tanggung jawab, jauh dari segala godaan yang dapat merusak nilai-nilai kepemimpinan.
Sebagaimana diungkapkan oleh Ramlan Subarti, "Kekuasaan adalah kemampuan dan kekuatan yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok untuk memengaruhi orang lain melalui cara berpikir dan perilaku yang sesuai dengan kehendak pemegang kuasa."
Pernyataan ini menegaskan bahwa kekuasaan adalah alat yang dapat digunakan untuk mengarahkan orang lain menuju tujuan tertentu, sesuai dengan tanggung jawab seorang pemimpin.
Dalam menjalankan peran, tugas, dan fungsi kepemimpinannya, seorang pemimpin memerlukan penggunaan kekuasaan secara bijaksana. Kekuasaan yang melekat pada dirinya akan menentukan bagaimana ia memengaruhi perilaku pihak yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan bersama. Namun, kekuasaan juga sering kali membawa cobaan dan ujian, baik dari lingkungan internal maupun eksternal. Godaan, yang sering kali tampak menyenangkan di awal, sejatinya mengandung risiko besar di kemudian hari. Oleh karena itu, seorang pemimpin memerlukan pondasi moral yang kokoh agar tidak tergoda melakukan hal-hal yang bertentangan dengan aturan, norma, maupun nilai-nilai universal.
Seorang pemimpin sejatinya adalah panutan bagi mereka yang dipimpinnya. Kehadirannya harus membawa inspirasi dan menjadi contoh nyata dalam menjaga integritas. Pemimpin yang mengayomi bukan hanya diharapkan, tetapi juga dibutuhkan untuk membangun negeri. Kekuasaan yang diemban adalah amanah besar yang memikul banyak harapan. Belajar dari berbagai peristiwa tentang pemimpin yang tergoda oleh kekuasaan, penting bagi para pemimpin masa kini untuk menjadikan pengalaman tersebut sebagai pelajaran berharga.
Kepemimpinan yang kuat, berbasis integritas dan komitmen, akan melahirkan perubahan positif yang tidak hanya bermanfaat bagi organisasi, tetapi juga masyarakat luas.
Penulis: Drs. Sofyan. M.Si. Dosen Tetap STIE Mahaputra Riau M. Thoriq Alfitra. Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi FISIPOL UNRI
