Terjadi ketegangan antara PT Arara Abadi dengan masyarakat Desa Kesuma, Pelalawan. Kedua belah pihak sama-sama mulai mengerahkan 'Kekuatan'. Pemicunya sengketa lahan. |
PANGKALANKERINCI, AnalisaRiau.com - Beberapa hari terakhir ini, kondisi Desa Kesuma, Kecamatan Pangkalan Kuras, kabupaten Pelalawan mencekam dan memanas. Hal tersebut menyusul pengerahan massal ratusan sekurity oleh pihak PT Arara Abadi hingga aparat Polri dan TNI di desa tersebut.
Informasi yang dirangkum riauterkini.com, Rabu (3/5/17) ketegangan terjadi beberapa hari tersebut. Pemicu, ketegangan itu bermula surat yang dilayangkan pihak perusahaan kepada pemerintahan Desa Kesuma.
Isi surat tersebut adalah pemberitahuan rencana pembersihan tanaman di lahan yang diklaim perusahaan dan diduga telah diserobot sejumlah masyarakat.
Sontak saja, surat tersebut begitu cepat tersebar secara berantai ketelinga. Beragam asumsipun pecah terkait surat yang intinya, meminta pelarangan perambahan lahan milik PT Arara Abadi.
Puncaknya, Selasa (1/5/17) kemarin secara spontan puluhan warga desa Kesuma turun kejalan berkumpul guna membangun kekuatan, kumpul-kumpul massa ini dipicu, dipihak PT Arara Abadi mengerahkan ratusan sekurity disertai oknum anggota Polri.
Kepala desa Kesuma, Marzon kepada riauterkini.com, Rabu (3/5/17) membenarkan peristiwa warganya berkumpul sepontan. "Iya kemarin puluhan warga berkumpul secara sepontan, terkait surat edaran yang disampaikan pihak PT Arara Abadi," terang Kades.
Beruntung kala itu papar Kades, warganya bisa menahan diri sehingga bentrok bisa dihindari. "Memang dipihak PT Arara Abadi, terlihat mengerahkan ratusan sekurity bahkan ada juga telihat oknum berseragam brimob. Akan tetapi kita tidak tahu apa motivasinya," urai Kades.
Wakil ketua komisi II DPRD Pelalawan, Baharudin SH sudah mengetahui peristiwa yang terjadi di desa Kesuma ini. Bahkan, Rabu (3/5/17) dirinya ditemui oleh dua perwakilan tokoh masyarakat setempat.
"Kita meminta kepada, kedua belah pihak baik itu warga dan pihak PT Arara Abadi untuk sama-sama menahan diri. Soalnya, tanggal 9 Mei mendatang bakal diagenda mediasi penyelesaian sengketa warga dengan pihak perusahaan oleh pemerintah daerah," tandas politisi dari partai Golkar ini.
Ditempat terpisah, Humas PT Arara Abadi yang bermukim di Perawang kabupaten Siak, Muhrizal Yatim ketika dihubungi melalui telepon genggamnya membantah keras terkait pengerahan ratusan sekuriti hingga aparat Polri untuk kepentingan poenggusuran lahan.
"Memang dilapangan ada kita mengerahkan, sekurity. Tujuannya adalah untuk mengawal tanam lahan kita. Soalnya, ada perjanjian dari warga yang menyerahkan lahannya, jadi kita tanam kembali. Proses penanamnya itu perlu kita kawal," tandasnya.***
(riauterkini)