AnalisaRiau.com, Ciamis - "Kita sedang persiapan, nanti malam (Jumat, 10 Februari) mau berangkat ke Jakarta," kata Ketua Aliansi Pergerakan Islam (API) Jawa Barat, Asep Syaripudin saat dihubungi, Jumat (10/02).
API adalah gabungan ormas-ormas Islam di Jawa Barat yang selama ini selalu terlibat dalam setiap aksi unjuk rasa terkait kasus dugaan penistaan agama. Mereka juga aktif membela Rizieq Shihab dan Front Pembela Islam (FPI).
Sementara, Kapolda Jabar Irjen Polisi Anton Charliyan menghimbau kepada warga Jawa Barat agar tidak mengikuti aksi 112, sesuai instruksi Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
Bahkan, Anton menyatakan, pihaknya akan mencegah apabila ada massa yang tetap memaksa berangkat ke Jakarta.
"Akan dihimbau, dicegah agar jangan berangkat. Karena 'kan sudah dilarang di sana (oleh Kapolri)," tegas Anton Charliyan, seperti dilaporkan wartawan Julia Alazka untuk BBC Indonesia, Jumat.
Menurutnya, kondisi di Jakarta sedang kental dengan nuansa politis. "Jangan sampai kedatangan massa dari luar Jakarta membuat gaduh," katanya.
"Di sini dan di sana juga minggu tenang. Jangan sampai minggu tenang jadi minggu gaduh," ujarnya.
Jika tujuannya untuk beribadah, lanjut Anton, bisa dilakukan di daerahnya masing-masing. "Tidak perlu datang ke Istiqlal," tambahnya.
Rombongan dari Ciamis
Bagaimanapun, himbauan Kapolda Jabar ini sepertinya tidak dihiraukan oleh pimpinan API.
Asep Syaripudin mengatakan massa yang akan berangkat ke Jakarta mencapai ratusan bahkan ribuan orang.
API Jabar juga menyebarkan selebaran yang mengajak umat Islam bergabung dalam aksi tersebut.
Selain massa API Jabar, ribuan orang dari Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI Ciamis mengklaim mengikuti acara di masjid Iqtiglal, Sabtu (11/02).
"Kami sudah kumpul di Masjid Agung Ciamis, mau Istighasah dulu," kata Ketua GNPF MUI Ciamis, Deden Badrul kamal saat dihubungi, Jumat sore.
Saat ini, kata Deden, massa yang berkumpul di masjid berjumlah ribuan. Namun, Deden pesimis, massa akan terangkut semuanya. Pasalnya, Perusahaan Otobus (PO) yang sebelumnya siap menyediakan 20 bis ternyata ada yang membatalkan, seperti yang terjadi jelang aksi 212 Desember lalu - sehingga massa akhirnya berjalan kaki.
Meski demikian, Deden tetap akan memberangkatkan massa yang datang dari berbagai pesantren di Ciamis dan Banjar ini dengan kendaraan yang ada. Rencananya mereka akan berangkat setelah Shalat Isya nanti.
Deden sendiri mengetahui ada himbauan dari Bupati Ciamis agar warganya tidak berangkat ke Jakarta. Namun,
Deden mengabaikan himbauan itu.
"Kami merasa ditekan, kalau ditekan justru massa kami akan lebih banyak lagi," katanya. (bbc indonesia)